Jakarta (ANTARA News) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) berhasil mengirimkan 2.000 ton beras bantuan dari Indonesia untuk warga Gaza, Palestina.
"Sudah sampai hampir semua, sisa sekitar 133,2 ton mungkin akan sampai hari ini," kata Direktur Respons Kemanusiaan Global ACT, Bambang Triyono saat jumpa pers di Jakarta, Seniin.
Beras bantuan tersebut dikirim pada 21 Februari lalu melalui Israel dengan mekanisme ekspor-impor. Secara bertahap beras diangkut ke Gaza dengan truk kontainer hingga 10 kali pengiriman mulai 26 Maret lalu.
Di Gaza, beras disalurkan kepada sekitar 100.000 kepala keluarga, masing-masing mendapatkan sekarung beras berkapasitas 25 kilogram. Menurut Bambang, beras tersebut diperkirakan cukup untuk satu bulan untuk satu keluarga berjumlah lima orang.
"Mereka tidak setiap hari makan nasi, mungkin sekitar 3-4 kali seminggu, bergantian dengan roti," kata Bambang.
ACT baru pertama kali ini mengirimkan bantuan beras ke Gaza, Palestina. Setelah ini, mereka merencanakan pengiriman beras lagi setelah bulan Ramadan.
Sebelumnya, ACT pernah mengirimkan bantuan berupa mobil ambulans ke Gaza, melalui jalur Mesir. Berkaca dari pengalaman tersebut dan melihat gejolak politik di negara itu, menurut ACT yang paling memungkinkan adalah mengirimkannya melalui pelabuhan Ashdod, Israel melalui jalur komersial.
Selain mengirimkan bantuan, ACT berencana membuka kembali dapur umum mereka, yang beroperasi sejak pertengahan tahun lalu, yang sempat tutup saat aksi The Great Return di perbatasan Gaza-Israel.
ACT di Gaza membuat dapur umum untuk memberikan bantuan makanan kepada warga, diperkirakan mampu menjangkau seribu orang.
Selain bantuan makanan langsung, ACT juga memiliki dapur untuk memasok bahan makanan untuk 15 rumah sakit.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018