Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, menguat, karena membeli rupiah didukung dengan membaiknya pasar saham regional. Nilai tukar rupiah naik 15 poin menjadi Rp9.010/9.020 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.0.25/9.045. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan kenaikan rupiah pada pagi ini sudah diperkirakan, setelah sebelumnya melemah, meski yen merosot tajam akibat bank sentral Jepang (BoJ) mempertahankan suku bunganya. BOJ semula diperkirakan akan menaikkan suku bunganya, namun dalam pertemuan dua hari memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunganya pada 0,50 persen, katanya. Menurut dia, apabila BOJ jadi menaikkan suku bunganya diperkirakan akan memberikan peluang bagi rupiah untuk kembali menguat bahkan menembus level Rp9.000 per dolar AS. Namun dengan tidak jadinya BOJ menaikkan suku bunganya, maka pergerakan rupiah akan tetap berada pada kisaran antara Rp9.000 sampai Rp9.100 per dolar AS, ucapnya. Rupiah, lanjut Noel Chandra, dinilai masih stabil, sejalan dengan makin membaiknya pertumbuhan ekonomi makro Indonesia dengan kecenderungan inflasi yang terus menurun. Namun pelaku pasar cenderung skeptis terhadap rupiah, karena Bank Indonesia (BI) terus memantau pergerakan rupiah agar tidak berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS. "Kami segan membeli rupiah dalam jumlah banyak, karena bila menguat, maka BI akan turun ke pasar mengantisipasi pergerakan rupiah yang menguat," tuturnya. Pelaku pasar asing, menurut Noel, juga masih khawatir dengan imbal hasil obligasi AS yang akan menekan dolar AS dan mendorong mata uang utama Asia terus menguat. Mata uang Asia beberapa hari lalu sempat menguat terhadap dolar AS, namun sentimen positif itu belum memicu rupiah menguat, bahkan masih berada di atas level Rp9.000 per dolar AS, demikian Noel Chandra. (*)

Copyright © ANTARA 2007