Nahr al-Bared, Lebanon (ANTARA News) - Gerilyawan yang terinspirasi Al-Qaeda membunuh enam prajurit Lebanon dalam pertempuran sengit, Kamis, di sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon utara, kata beberapa sumber keamanan. Mereka menyatakan 22 prajurit cedera, tiga dalam keadaan serius, dalam pertempuran di kamp Nahr al-Bared yang meletus pada pagi hari setelah penembak-penembak gelap Fatah al-Islam membunuh dua prajurit, yang membuat pasukan Lebanon segera melancarkan serangan artileri. Pasukan militer dan gerilyawan Fatah al-Islam bertempur di kamp pesisir itu selama hampir delapan pekan. Sedikitnya 212 orang tewas, membuat konflik itu sebagai kekerasan internal terburuk sejak perang saudara 1975-1990. Sumber-sumber keamanan dan politik, seperti dilaporkan Reuters, menyatakan Rabu bahwa militer, yang khawatir terseret ke dalam perang yang menghabiskan tenaga lawan, telah memutuskan melancarkan serangan habis-habisan terhadap kamp itu untuk menumpas kelompok tersebut, yang telah membangkang tuntutan agar menyerah. Namun, sebuah pernyataan militer membantah pertempuran Kamis itu sebagai tekanan final dan mengatakan, operasi "masih berada dalam kerangka kerja untuk mendesak orang-orang bersenjata agar menyerahkan diri dan diadili". Saksi mata mengatakan, militer membom kamp itu, seringkali antara tujuh dan sepuluh bom artileri per menit. Asap hitam membubung dari bangunan-bangunan yang terserang, yang sebagian besar hancur. Kapal-kapal meriam angkatan laut Lebanon mengambil bagian dalam serangan tesebut. Sejumlah buldoser membersihkan puing-puing dan pasukan membuat barikade di pinggiran-pinggiran kamp itu, untuk membentengi posisi-posisi angkatan darat. Sumber-sumber keamanan mengatakan, seorang sipil Lebanon tewas oleh peluru nyasar beberapa kilometer dari kamp itu. Pertempuran Kamis itu merupakan yang tersengit sejak menteri pertahanan Lebanon mendeklarasikan 21 Juni bahwa semua operasi tempur besar telah berakhir di Nahr al-Bared setelah militer menguasai semua pos gerilyawan di pinggiran kamp tersebut. Sebuah perjanjian Arab 1969 melarang pasukan keamanan Lebanon memasuki kamp-kamp Palestina. Perjanjian itu dibatalkan oleh parlemen Lebanon pada pertengahan 1980-an namun perjanjian tersebut secara efektif masih berlaku. Sedikitnya 93 prajurit, 75 gerilyawan dan 44 warga sipil tewas selama pertempuran antara pasukan dan gerilyawan di kamp itu dan daerah-daerah lain Lebanon sejak 20 Mei. Pihak berwenang Lebanon menuduh Fatah al-Islam, sebuah kelompok sempalan yang disebut-sebut memiliki kedekatan ideologi dengan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden, bekerja bagi badan intelijen Suriah. Kelompok itu juga dituduh melancarkan serangan-serangan bom terhadap bis di sebuah daerah pegunungan berpenduduk Kristen di sebelah utara Beirut pada Februari yang menewaskan tiga orang. Namun, Fatah al-Islam membantah terlibat dalam pemboman-pemboman itu dan keterkaitan dengan Al-Qaeda. Suriah juga membantah memiliki hubungan dengan kelompok tersebut. Kelompok itu menuduh pemerintah berusaha membuka jalan bagi ofensif terhadap kamp-kamp Palestina di Lebanon, yang menampung lebih dari separuh dari hampir 400.000 pengungsi di negara tersebut. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007