Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasikan pertumbuhan ekonomi triwulan 2/2007 akan lebih tinggi dari triwulan 1/2007, yang berarti lebih tinggi daripada 6 persen, mengingat data-data indikator ekonomi yang lebih baik pada Mei dan Juni. "Hal-hal yang mendukung bahwa ada pergeseran pertumbuhan di sektor pangan, terutama padi atau beras, karena ada pergeseran musim. Maka triwulan 2 yang biasanya `flat` menjadi ada pertumbuhan signifikan," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, dalam rapat kerja dengan Komisi XI membahas asumsi makro APBN-Perubahan 2007, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat dini hari. Selain itu, tambahnya, tren 'demand driven' juga masih cukup bagus, yang terlihat dari tingkat ekspor dan impor bahan baku yang masih bagus. "Bahkan data dari PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) itu tumbuh dengan 52,6 persen untuk realisasi, walaupun itu bukan riil, melainkan nominal. Namun paling tidak kita yakin ada pertumbuhan riil dari investasi yang berasal dari PMA dan PMDN," tambahnya. Pemerintah dalam rancangan APBN-Perubahan memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan 2/2007 berkisar pada 6-6,11 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi pada semester I/2007 mencapai 6,04 persen. Sedangkan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan 2/2007 mencapai 6,1 persen. Sementara itu untuk inflasi 2007, BPS juga memperkirakan bahwa hingga akhir 2007, angka inflasi akan berada pada kisaran lebih rendah daripada 6,5 persen, yang merupakan target APBN 2007. "Nah ini kalau kita lihat tren pada masa lalu memang akan ada gejolak inflasi pada September dan Oktober ketika ada bulan puasa dan Lebaran. Tapi ini biasanya maksimum 2 persen, atau untuk dua bulan itu jadi 1 persen dan 1 persen," katanya Bahkan dalam kondisi dimana pemerintah mampu menyediakan seluruh pasokan barang dan jasa yang dibutuhkan, tambah Rusman, inflasi tetap akan terjadi karena adanya efek psikologis dari masyarakat bahwa kalau menjelang Lebaran harga akan naik. "Ini tidak dapat dihindari," katanya. Dengan memperhitungkan bahwa inflasi tahun kalender pada semester 1/2007 2,08 persen, maka dia memperkirakan inflasi tertinggi hingga akhir tahun akan mencapai 6,08 persen. Pemerintah dalam rancangan APBN-Perubahan 2007 mencantumkan angka 6 persen sebagai target inflasi 2007, sedangkan BI tetap pada target awal mereka yaitu 6 plus minus 1. (*)
Copyright © ANTARA 2007