Sukabumi (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih mengutamakan mengkonsumsi bahan pangan lokal sebagai asupan gizi untuk mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan anak akibat kurangnya asupan gizi.
"Indonesia mempunyai banyak sumber makanan yang bergizi mulai dari kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, ikan, lauk pauk dan lain-lain," kata Jokowi disela pelaksanaan pemberian makanan tambahan (PMT) di Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Minggu.
Menurutnya, pemerintah pusat saat ini tengah fokus PMT khususnya untuk balita, bayi, ibu hamil dan menyusui dengan menggunakan bahan makanan dari lokal, seperti pisang, kacang hijau, pepaya, ikan, tempe dan lain-lainnya.
Potensi sumber daya tersebut harus dimanfaatkan sebagai makanan tambahan dalam peningkatan gizi masyarakat. Selain itu, Jokowi juga menginstruksikan kepada tim penggerak PKK, kader posyandu dan petugas puskesmas untuk melaksanakan PMT secara rutin.
Tujuannya dengan PMT ini tentunya bisa menekan angka anak yang kekurangan gizi, stunting hingga gizi buruk. Maka dari itu, peran mereka sangat penting dalam menjaga asupan gizi masyarakat.
"Kader posyandu dan penggerak PKK harus aktif memantau perkembangan setiap anak, balita dan ibu hamil dengan menggelar penimbangan berat badan dan mengukur tinggi badannya secara rutin minimalnya dua kali sebulan," tambahnya.
Presiden Jokowi mengatakan dengan memanfaatkan produk lokal tersebut untuk asupan gizi masyarakat. Pihaknya juga sudah mengkampanyekan PMT ini sejak dua tahun terakhir dan saat ini tengah masa pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Selanjutnya, Jokowi mengimbau kepada petugas kesehatan mulai dari kader PKK dan Posyandu harus melaksanakan PMT kepada balita minimal dua kali sebulan.
"Bagusnya pemeriksaan kesehatan untuk bayi dan balita disertai PMT rutin dilaksanakan setiap satu minggu sekali atau minimalnya sebulan dua kali," kata Jokowi di Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Minggu.
Dengan pemeriksaan rutin seperti penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan kepada balita dan bayi bisa diketahui anak tersebut asupan gizinya cukup atau kurang serta apakah stunting (kerdil) atau tidak.
Selain itu, konseling terhadap ibu hamil dan menyusui pun harus dilakukan secara rutin karena tumbuh kembang anak baik fisik maupun otaknya harus terjaga mulai dari kandungan hingga balita.
Bahkan masa keemasan anak berada di usia 0-2 tahun harus dijaga kesehatan melalui asupan gizi yang baik. Makanan bergizi tidak perlu mahal karena di setiap daerah punya potensinya masing-masing seperti dari kacang-kacangan, telur, ikan, buah-buahan dan lain-lain yang bisa dimanfaatkan sebagai asupan gizi.
Lanjut dia, ibu yang tengah menyusui pun asupan gizinya harus baik agar ASI untuk memenuhi asupan makan utama si anak mencukupi untuk tumbuh kembang si anak.
"Kami pun dari Kementerin Kesehatan RI sudah menyiapkan tablet penambah darah untuk ibu hamil dan menyusui yang didistribusikan ke setiap puskesmas dan bisa dimanfaatkan oleh warga," tambahnya.
Jokowi mengatakan progam yang diluncurkan tersebut agar anak Indonesia menjadi sehat, cerdas dan kuat serta tujuannya agar bisa bersaing dengan anak dari berbagai negara.*
Baca juga: Presiden: Anak gagal tumbuh ancaman kualitas SDM
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018