Kudus (ANTARA News) - Jika proyek pembangunan PLTN di Jepara masih menimbulkan keraguan, lebih baik dihentikan saja, kata Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat di Pondok Pesantren Yanbuul Quran Kudus, Jateng, Kamis malam. Sebelumnya, dia mengaku pernah mendukung pembangunan reaktor nuklir di Indonesia, kini tidak lagi. Pasalnya, tragedi Chernobyl dampaknya masih bisa dirasakan hingga sekarang. "Saya khawatir jika peristiwa tersebut juga terjadi ketika PLTN dibangun di Jepara nanti," katanya. Gus Dur mengkau, pernah dikunjungi pejabat dari Badan Atom Nasional yang mengatakan bahwa PLTN Muria aman. Namun, ada informasi bahwa wilayah Muria Jepara termasuk daerah yang rawan gempa. "Hal ini jelas menimbulkan kekhawatiran sekaligus curiga," katanya. Selain itu, lahan yang akan dipakai untuk proyek PLTN tersebut disebutkan hanya memakan lahan seluas 90 hektare. Belakangan dikatakan hanya akan memakai lahan sekitar 26 hektare saja. "Munculnya selisih luas lahan yang besar itu, proyek pembangunan PLTN terebut justru makin mencurigakan. Bahkan, proyek tersebut hanya menitikberatkan pada keuntungan semata," kata Gus Dur. Ia juga mengaku, pernah diundang dalam aksi menolak PLTN di sejumlah daerah. Namun, pihaknya terpaksa tidak dapat hadir karena harus menjalani perawatan medis. "Setidaknya, setiap tiga kali seminggu saya harus cuci darah," katanya. Terkait dengan pernyataannya pada beberapa tahun yang lalu, akan membangun tenda dan bertapa di Gunung Muria, jika PLTN tetap dibangun, dia mengatakan, untuk saat ini belum bisa menjawab pasti. "Lihat saja nanti," katanya singkat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007