Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) Letjen M. Yasin mengatakan masyarakat Indonesia harus mewaspadai adanya gerakan separatisme di lingkungan mereka.
Menurut Yasin, di Jakarta, Kamis, isu-isu strategis yang membahayakan ketahanan nasional seperti separatisme, gerakan ekstrim, fanatisme, terorisme, dan federalisme harus diberantas dan keterlibatan masyarakat untuk mendukung upaya tersebut sangat diperlukan.
"Ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan bersama. Separatisme, federalisme, dan lainnya ini muncul dimana-mana. Harus kita waspadai jangan sampai terseret," kata Yasin ketika ditemui setelah Simposium World Ocean Conference 2009, di Jakarta.
Ia mengatakan sebagian masyarakat Indonesia masih kurang waspada terhadap gerakan separatisme. Hal ini terbukti dari masih adanya gerakan separatisme yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Kasus pengibaran bendera RMS saat peringatan Hari Keluarga Nasional pada 30 Juni di ambon merupakan contoh nyata masih adanya gerakan separatisme di Indoensia.
Menurut dia, masyarakat Indonesia harus memegang teguh Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, serta semangat persatuan dan kesatuan untuk menangkal pengarus separatisme.
"Kalau masyarakat kita berpegang sepenuhnya pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, maka tidak ada ruang untuk mereka (separatisme)," kata Yasin.
Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasioonal (Lemhanas) Prof Muladi mengatakan gerakan-gerakan separatisme seperti yang terjadi di Papua, Aceh maupun Ambon harus ditumpas secara tegas karena sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI.
Menurut dia, separatisme dapat ditumpas secara yuridis adalah melalui penegakkan hukum yang tegas, selain itu juga dibutuhkan pendekatan secara budaya untuk berdialog dengan para tokoh-tokoh Dewan Adat.
Sementara itu, dalam simposium tersebut Yasin mengingatkan bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia rawan terhadap ancaman perpecahan. Pluralitas dan hetereogenitas di Indonesia dapat menyebabkan perpecahan antar bangsa Indonesia.
Selain itu, Indonesia sebagai negara kepulauan juga memiliki kelemahan dalam pengamanan. Negara kepulauan dituntut untuk memiliki kekuatan patroli dan pengawasan yang cukup besar.
"Indonesia juga rawan terhadap "Trans National Organized Crime" seperti pencurian ikan di perairan Indonesia, perdagangan anak atau wanita," katanya.
Namun, katanya, Indonesia juga diuntungkan dari kondisi geografis ini yaitu ruang hidup bagi masyarakat cukup luas dan kaya akan sumber daya alam, serta posisi Indonesia yang strategis dengan diapit oleh dua benua.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007