"Infrastruktur tidak hanya ekonomi, ini akan mempersatukan kita," kata dia, saat bersilaturahim dengan budayawan di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan perjalanan udara dari daerah paling barat Indonesia yaitu Aceh hinggga ke daerah paling timur yaitu Papua memakan waktu sekitar sembilan jam.
"Kalau dari London terbang ke arah timur selama sembilan jam, itu sudah sampai ke Turki, sudah melewati berapa negara?," kata dia.
Dia mengaku selama 3,5 tahun terakhir ini dia atau para anggota Kabinet Kerja gencar bicara dan mengerjakan proyek sarana dan prasarana fisik.
"Kita mulai dari bidang infrastruktur karena sebagai negara besar, kita jauh tertinggal dari negara-negara tetangga sehingga perlu dikejar," katanya.
Ia menyebutkan upaya mengejar ketertinggalan terutama dilakukan untuk saudara-saudara yang ada di wilayah Indonesia timur, meskipun di bagian tengah dan barat juga dikerjakan.
"Kondisi Indonesia Timur tertinggal jauh sekali dengan daerah lainnya terutama di Jawa," katanya. Akibat ketertinggalan itu menyebabkan adanya disparitas harga berbagai kebutuhan pokok seperti BBM. Tiga tahun lalu, harga premium di Jawa sekitar Rp6.000-an sementara di Wamena mencapai sekitar Rp60.000-an.
"Saat cuaca buruk yang mengakibatkan sarana tranportasi tidak mungkin beroperasi, harga BBM akan semakin mahal," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi bersilaturahim dengan budayawan
Ia juga mencontohkan kondisi di Kabupaten Nduga, jalan di ibukota kabupatennya saja, barang semeter pun tidak ada yang beraspal.
Jokowi menyebutkan, tahapan kedua setelah pembangunan sarana dan prasarana fisik adalah investasi ke pembangunan sumber daya manusia.
Dalam kesempatan itu dia juga mengatakan revolusi mental yang dilaksanakan pemerintah saat ini bukan jargon yang terus-menerus diiklankan.
"Memberikan contoh yang baik seperti bagaimana etos kerja yang baik lebih baik daripada kita berteriak-teriak," kata dia.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018