Temanggung (ANTARA News) - Banyaknya batu yang rusak atau hilang di Situs Liyangan di Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menjadi salah satu kendala bagi tim studi teknis pemugaran situs peninggalan zaman Mataram Kuno tersebut.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Didik Nuryanto di Temanggung, Jumat, mengatakan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah telah melakukan studi teknis pemugaran Situs Liyangan.
Ia mengatakan studi teknis pemugaran dilakukan tim BPCB di lapangan pada 12-31 Maret 2018, khususnya untuk pagar candi induk yang membujur ke utara dengan panjang 139,60 meter dan tinggi 164 sentimeter.
Ia menuturkan banyak batu yang hilang atau rusak diduga akibat erupsi Gunung Sindoro. Situs Liyangan ditemukan pada kedalaman 10 hingga 12 meter terpendam material pasir dan batu.
Ia mengatakan dalam studi teknis pemugaran dilakukan penyusunan batu, sehingga diketahui kekurangan batu akibat hilang atau rusak.
Baca juga: Tim ekskavasi temukan talut kuno di Situs Liyangan
"Dilakukan penyusunan percobaan batu andesit yang ada. Kaidah penyusunan harus sama teknik dan bahannya," tuturnya.
Selain banyak batu yang hilang, katanya susunan batu yang tidak simetris juga cukup menyulitkan dalam merekonstruksi bangunan batu tersebut.
"Apalagi susunan batu tersebut polos tidak ada reliefnya, sehingga lebih sulit untuk menyatukan batu yang tidak utuh lagi tersebut," ucapnya.
Ia mengatakan setelah dilakukan studi teknis pemugaran, nantinya dilanjutkan pemugaran, namun pihaknya belum mengatahui kapan waktunya.
Dalam pemugaran, katanya kalau memang bagian batu ada yang hilang atau rusak dan tidak bisa disatukan lagi maka akan diganti dengan batu yang sejenis.
Baca juga: Tim ekskavasi situs Liyangan kembali temukan tulang
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018