New York (ANTARA News) - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data resmi menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat mengalami penurunan tak terduga.
Persediaan minyak mentah AS turun 4,6 juta barel pekan lalu menjadi 425,3 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu (4/4). Padahal pPara analis memperkirakan kenaikan sebesar dua juta barel.
Penguatan juga didorong oleh meredanya ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat setelah pejabat AS mengatakan kedua negara dapat bernegosiasi.
Namun, reli dalam dolar AS membatasi kenaikan harga minyak lebih lanjut, karena dolar yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam greenback kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meningkat 0,36 persen menjadi 90,468 pada akhir perdagangan.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 0,17 dolar AS, menjadi menetap di 63,54 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni bertambah 0,31 dolar AS, menjadi ditutup pada 68,33 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sehari sebelumnya, pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga minyak turun, karena ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat meredam sentimen para investor, demikian Xinhua.
(A026)
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018