Jakarta (ANTARA News) - Supervisor Bidang Keperawatan Rumah Sakit Medika Permata Hijau Indri Astuti mengungkapkan bahwa Setya Novanto pernah teriak minta diperban ketika menjalani perawatan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas pada 16 November 2017.
"Saat saya mau ukur tensi diambil alih Dokter Bimanesh, dia menyebut tensinya 180/110 tetapi pasiennya tetap diam saja. Setelah saya bawa tensinya saya belum tahu instruksinya apa. Belum keluar kamar bapak itu teriak kapan saya diperban, tadinya kan diam saja. Di situ tidak ada siapa-siapa, makanya saya kaget," kata Indri saat bersaksi dalam sidang perkara korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Fredrich Yunadi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis.
"Kata teman saya Fitri, bahkan mengatakan si bapak ini meminta dua kali untuk diperban. Dokter Bimanesh sebenarnya tidak instruksikan untuk diperban," kata Indri.
Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemudian meminta konfirmasi kepada Indri apakah dia memeriksa luka Setya Novanto.
"Sebelum saya meninggalkannya itu kalau tidak ngeh tidak kelihatan ada luka," ungkap Indri.
Jaksa pun menanyakan kembali kepada saksi apakah ada benjolan atau luka berdarah yang dialami Setya Novanto setelah kecelakaan itu.
"Saya kan dua kali ikut Dokter Bimanesh ke kamar, saat saya tensi itu baru timbul ada benjolan, ada luka kecil di sikut kanan tetapi sudah tidak berdarah, hanya lecet tetapi tidak berdarah yang di jidat sebelah kiri. Kalau lecet yang kulitnya terkelupas bagian sikut dalam," tuturnya.
Indri mengaku membersihkan luka tersebut menggunakan Betadine, namun saat itu Setya Novanto meminta pembersihan luka dilakukan menggunakan obat merah.
"Lalu saya bersihkan luka dengan Betadine, pasien minta kepada saya untuk obat merah, saya katakan lagi kok pake obat merah karena kami di rumah sakit sudah tidak pernah pakai. Saya bilang saja 'obat merah sudah tidak ada Pak di rumah sakit', lalu pasien diam saja," kata Indri.
Baca juga:
Perawat mengaku sempat khawatir saat ditugasi jaga Setnov
Perawat: benjol Setnov sebesar kuku jari tangan
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018