... mengajak Bu Sukma untuk bersama-sama, bareng-bareng mempelajari Islam lebih dalam. Termasuk, saya mengajak beliau untuk bagaimana bisa mendengar dan melihat kehidupan pesantren...Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengajak masyarakat dapat berbesar hati menerima permohonan maaf yang telah disampaikan secara tulus oleh Sukmawati Soekarnoputri terkait karya puisi berjudul "Ibu Indonesia" yang dinilai sebagian pihak telah menghina agama Islam.
Pada sisi lain, Cak Imin juga mengajak Sukmawati --seorang muslimah-- untuk lebih dalam lagi mempelajari Islam.
"Bu Sukmawati telah menyampaikan permohonan maaf atas puisi berjudul 'Ibu Indonesia'. Bu Sukma telah mengakui kesalahannya, tentu setiap manusia punya kesalahan dan kekhilafan," ujar Cak Imin, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis.
Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/698529/polda-metro-jaya-segera-periksa-pelapor-sukmawati
Cak Imin mengakui, puisi itu telah memantik kontroversi sekaligus kemarahan umat Islam. Namun, dia menekankan bahwa semua kontroversi itu harus segera diakhiri, dan tidak perlu dipermasalahkan terus menerus.
"Mari kita akhiri polemik ini karena yang bersangkutan juga mengakui itu dengan elok dan telah meminta maaf. Kurang elok kalau orang yang sudah meminta maaf dengan tulus tidak kita maafkan," katanya.
Di sisi lain Cak Imin yang juga merupakan Ketua Umum DPP PKB itu mengajak Sukmawati --adik kandung Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri-- memperdalam ajaran Islam serta mengenal kehidupan di pondok pesantren.
"Saya mengajak Bu Sukma untuk bersama-sama, bareng-bareng mempelajari Islam lebih dalam. Termasuk, saya mengajak beliau untuk bagaimana bisa mendengar dan melihat kehidupan pesantren," kata Cak Imin.
Baca juga: https://www.antaranews.com/berita/698567/mui-imbau-sukmawati-agar-bijak-pilih-kata-puisi
Cak Imin berharap polemik puisi "Ibu Indonesia" dapat diselesaikan secara kekeluargaan, dan tidak perlu berlanjut hingga dilaporkan ke Kepolisian. Pelaporan terhadap Sukmawati menurut dia, menjadi tidak relevan karena putri Presiden Soekarno itu telah meminta maaf secara terbuka.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018