San Francisco (ANTARA News) - Perusahaan teknologi yang berada di daerah Teluk San Francisco, dikenal sebagai Silicon Valley, mungkin akan memperketat penjagaan keamanan setelah peristiwa penembakan di markas YouTube.
Setelah penembakan, YouTube yang merupakan bagian dari Alphabet Inc, perusahaan induk Google, akan memperketat keamanan mereka, termasuk di kantor perwakilan yang tersebar di berbagai negara, seperti dilansir Reuters.
Meski pun tidak menjelaskan peningkatan keamanan yang seperti apa, masalah keamanan umumnya akan menimbulkan ketidaknyamanan. Silicon Valley ingin menghindari hal tersebut, keamanan tidak membatasi akses publik maupun menakutkan orang-orang yang bekerja di sana.
Pakar keamanan Silicon Valley, Bernhard Mehl menyatakan mereka menyukai integrasi dengan masyarakat ketimbang perlindungan keamanan ala militer.
“Fokus untuk memberikan pengalaman yang baik,” kata Mehl, yang juga kepala Kisi, penyedia sistem keamanan berbasis ponsel yang digunakan perusahaan rintisan San Francisco.
Lobi yang lebih banyak, pagar dan alat-alat lainnya untuk memperlambat keterjangkauan akan meningkatkan keamanan, tanpa melibatkan pasukan bersenjata.
Perusahaan juga bisa memanfaatkan teknologi yang berkembang, misalnya robot, pesawat nirawak dan perangkat lunak untuk menganalisis video yang dianggap mencurigakan diyakini mampu meningkatkan pengawasan.
Ahli di bidang perencaan perkotaan dan masyarakat Universitas Colorado Denver, Jeremy Nemeth berpendapat serangan di tempat publik baru-baru ini pasti menimbulkan keinginan untuk memperbaiki sistem keamanan.
Tapi, menurut dia, di lingkungan yang bebas seperti Silicon Valley ada rasa enggan menukar kebebasan sipil dengan keamanan.
Pendapat dari Wakil Direktur Eksekutif Layanan Risiko Perusahaan di G4S, penyedia layanan keamanan, Robert Dodge memberi sedikit gambaran mengapa petugas bersenjata bukan satu-satunya cara meningkatkan keamanan.
Menurut dia, petugas bersenjata memerlukan ongkos 50 persen lebih mahal.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018