Jambi (ANTARA News) - Ratusan hektare bantaran Sungai Batanghari mulai dari Kabupaten Muarojambi hingga beberapa kawasan di Kota Jambi dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat, terutama tanaman palawija dan sayur-mayur.
Masyarakat memanfaatkan lahan di bantaran sungai terpanjang di Sumatera itu, karena sekitar 100 meter tanah yang tadinya digenangi air sungai, akhir-akhir terus menyusut dan terlihat cukup subur dan dan warga tidak perlu menggali sumut untuk menyirami tanaman mereka, demikian laporan ANTARA News dari Jambi yang menelusuri kawasan itu, Kamis.
Para warga di sekitar jembatan Aurduri, seberang kota dan beberapa desa yang masuk wilayah Muarojambi, bahkan menurut seorang warga telah berulangkali panen jagung maupun sayur-mayur seperti sawi, selada, kacang panjang dan kangkung darat.
Sebagian warga juga menanam padi di bantaran sungai yang pada 1996 pernah meluap dan menimbulkan banjir besar menggenangi ribuan toko dan perumahan, namun sudah lebih sepuluh tahun terakhir tidak pernah lagi banjir bahkan airnya terus menyusut dan terjadi pendangkalan luar biasa.
Salah seorang warga seberang kota, Eman (32) mengakui ia dan keluarganya memanfaatkan lahan kosong di bantaran sungai untuk bercocok tanam dan hasilnya bisa membantu perekonomian masyarakat, setidaknya keluarganya tidak lagi membeli sayuran.
Akibat pendangkalan yang cukup mengkhawatirkan para pengusaha pelayaran di Jambi, seperti yang disampaikan Edy Kepala cabang Asosiasi pelayaran kota itu, kapal barang termasuk kepala pengangkut BBM tidak bisa merapat ke dermaga, sehingga membongkar muatan di tengah sungai dengan bantuan kapal-kapal kecil (ketek). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007