Denpasar (ANTARA News) - Koperasi segera mengembangkan pabrik mini minyak goreng dengan investasi Rp2 miliar untuk membantu pemerintah mengatasi makin meningkatnya harga minyak goreng di pasaran. "Kami sudah mencoba pabrik mini di Bengkulu yang mampu menghasilkan minyak goreng dari kelapa sebanyak dua ton per hari," kata Ketua Dekopin, Adi Sasono, dalam Peringatan Hari Koperasi ke-60 di Badung, Bali, Kamis. Hadir dalam acara itu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Menkop dan UKM Suryadharma Ali, tiga menteri asing dari Malaysia, India, dan Srilanka, pejabat penting dari hampir seluruh provinsi, tokoh koperasi, dan peserta dari 134 ribu koperasi di seluruh pelosok tanah air. Ia mengatakan, bila dapat dibangun 1.000 mesin pengolahan minyak goreng serupa maka melambungnya harga produk itu dapat segera teratasi. Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki sekitar 12 juta hektar kebun kelapa yang belum dikelola secara optimal. Sedangkan suplai kelapa sawit untuk kebutuhan nasional hanya dipenuhi dari lahan seluas 400 hektar. "Ini potensi bagi kita untuk menciptakan alternatif di mana teknologinya sendiri sudah ada," katanya. Ia mengatakan, dengan menggunakan mesin itu dan menghasilkan produk minyak goreng, dan dalam tiga tahun modal dapat kembali. "Sisa olahan minyak goreng juga dapat dibuat sabun dan diperkirakan kembali modal dalam 1,5 tahun," kata Adi. Koperasi juga telah bekerja sama dengan PTPN XII di Jember, Jawa Timur, untuk penyediaan bibit di lahan 200 ribu hektar. "KIta sudah siapkan untuk penangkaran dan penanaman. Seandainya ada dukungan pendanaan maka akan lebih lancar dan swasta juga telah siap menjamin pemasarannya," katanya. Sementara itu, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, pemerintah mengajak untuk menjadikan kelapa sebagai sumber minyak goreng agar harga produk tersebut terkelola dengan baik. Menurut presiden, Masyarakat tidak boleh termakan politik dagang yang mengklaim bahwa kelapa itu tidak sehat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007