Makassar (ANTARA News) - Fransiscus Liong (57), penduduk asal Fak-fak Papua, mencoba bunuh diri dengan menggorok lehernya usai menikam tujuh penumpang KM Dorolonda milik Pelni itu, Rabu (11/7) sekira pukul 18.30 Wita. Keterangan yang dikumpulkan ANTARA News dari Polresta Pelabuhan, Kamis, menunjukkan bahwa Fransiscus Liong mencoba menggorok lehernya menggunakan pisau anti-karat yang digunakan menusuk para korban, namun upaya bunuh diri itu berhasil dicegah petugas keamanan dan penumpang lainnya. Saat hendak diringkus, Alloisius, panggilan akrab tersangka, memberontak dan melawan semua orang yang ada di sekitarnya sehingga beberapa orang mengalami luka sabetan pisau. Tersangka sendiri mengalami luka sobek di bagian lehernya akibat irisan pisau yang dilakukan sendiri, sementara wajahnya babak belur dan luka-luka di sekujur tubuhnya akibat dipukuli penumpang. Aloisius, yang diduga stres berat, mengamuk di atas KM Dorolonda sekira empat jam sebelum merapat di Pelabuhan Makassar setelah berlayar dari Pelabuhan Baubau, Sultra. Ia menikam sejumlah penumpang saat sedang menonton televisi di dek 2 tanpa diketahui penyebabnya, sehingga mengakibatkan seorang tewas dan enam lainnya luka-luka. Korban tewas bernama Drs Sugeng Lemanto (42), penumpang asal Papua yang hendak menuju Surabaya sedangkan yang luka-luka bernama Sudarmaji (35) dan Siti Hadijah (40) penumpang tujuan Surabaya, Waode Maenda (48), Waode Baba (50) dan Lidya (28) penumpang tujuan Makassar dan Heri Purwanto (38) seorang awak kapal. Para korban, termasuk jenazah Sugeng langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar sesaat setelah kapal penumpang PT Pelni itu merapat di pelabuhan Makassar Rabu malam pukul 22.30 Wita. Di Mapolwiltabes Makassar, seorang penumpang yang merupakan tetangga Alloisius di Fak-fak menyatakan bahwatersangka hendak menuju Makassar dengan membawa dua orang cucu dan seorang menantunya. Setelah sehari di atas kapal, Alloisius menunjukkan perilaku aneh, seperti selalu menyendiri dan suka membangunkan Yuni dan keluarganya saat tidur malam dengan cara menarik-narik kaki mereka. "Saat kapal berlayar dari Bau-bau menuju Makassar, perubahan itu makin tampak. Setiap malam ia menarik-narik kaki saya tapi saat saya tanya kenapa, dia diam saja," kata Yuni, seorang kerabat pelaku di depan polisi. Ardiyanto, saksi mata lainnya mengatakan, saat penikaman itu, semua penumpang yang berada di Dek II KM Dorolonda sedang duduk menonton siaran pertandingan sepakbola piala Asia melalui layar televisi, tiba-tiba dari arah belakang tersangka melompati sambil menikam bagian belakang penumpang yang didapatinya hingga semua berhamburan mencari tempat perlindungan. Kasat Reskrim Polwiltabes Makassar AKBP Richard M Nainggolan mengatakan keterangan dari nahkoda kapal dan beberapa saksi yang telah dimintai keterangannya menyebutkan bahwa pelaku tiba-tiba mengamuk tanpa diketahui alasannya. "Penyebab kenapa pelaku mengamuk belum kita diketahui, pelaku mengamuk lalu menusuk siapa saja yang ada dekat dengan tersangka," jelas Richard kepada wartawan Kamis dinihari. Pihak Polwiltabes Makassar hingga kini telah memeriksa lima orang saksi, sementara tersangka penikaman masih dirawat di RS Bhayangkara dengan penjagaan ketat polisi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007