Jakarta (ANTARA News) - Peta jalan industri untuk mengimplementasikan revolusi industri generasi keempat atau diusung dengan nama Making Indonesia 4.0 membidik revitalisasi industri dan peningkatan daya saing untuk jangka menengah.
"Jangka menengah kan revitalisasi industri dan memperkuat daya saing. Ini kan kita baru mulai," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu.
Untuk penerapan awal Industri 4.0, Indonesia akan berfokus pada lima sektor manufaktur, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektonik.
"Sektor ini dipilih setelah melalui evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang mencakup ukuran PDB, perdagangan, potensi dampak terhadap industri lain, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar," ujar Menperin.
Di samping itu, Making Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur di Indonesia.
Kesepuluh inisiatif tersebut, mencakup perbaikan alur aliran barang dan material, membangun satu peta jalan zona industri yang komprehensif dan lintas industri, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan, memberdayakan industri kecil dan menengah, serta membangun infrastruktur digital nasional.
Kemudian, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan.
Baca juga: Jokowi candai Airlangga mengapa "serba empat" dalam Making Indonesia 4.0
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara menyampaikan, kinerja sektor perindustrian terus menunjukkan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan ekonomi nasional.
Berdasarkan nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added), posisi Indonesia di dunia melesat dari peringkat ke-11 pada tahun 2015 menjadi peringkat ke-9 tahun 2016 yang melampaui Inggris dan Kanada.
Sedangkan dari sisi kontribusinya terhadap PDB, sektor manufaktur telah memberikan kontribusi sebesar 17,88 persen terhadap PDB Indonesia.
Dengan nilai tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dari 15 negara yang kontribusi industri manufaktur terhadap PDBnya di atas 10 persen, bahkan kontribusi manufaktur Indonesia ini tertinggidi ASEAN.
"Kontribusi ini menunjukkan sektor industri terus mengalami pertumbuhan yang positif," ungkap Ngakan.
Baca juga: Revolusi Industri 4.0 di mata Jokowi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018