"Bangsa ini akan kuat dengan musyawarah dan akan terpecah-belah ketika kultur ini menjadi luntur," katanya..
Lily menyatakan prihatin musyawarah mufakat bukan lagi menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Sekarang masyarakat lebih menyukai suara terbanyak daripada kesepakatan bersama.
"Itu menjadi sesuatu yang berbahaya bagi bangsa ini karena masyarakat sekarang ini sedang berada di titik yang `kalau kamu tidak sependapat sama saya, berarti kamu bukan teman saya`," ujar Lily di Jakarta, Selasa.
Menurut mantan anggota DPR RI itu masyarakat terkadang juga tidak mampu menyelesaikan persoalan perbedaan karena lunturnya kultur musyawarah.
"Perbedaan ekonomi menjadi alasan mengapa perbedaan agama menjadi sesuatu yang diributkan. Seperti penyerangan rumah ibadah dan sebagainya yang terjadi 10 terakhir. Mungkin dulu ada juga, tapi itu karena hanya emosi sesaat dan hanya di suatu daerah saja, bukan yang menjadi berita nasional seperti saat ini," katanya.
Lily menilai kondisi rentannya perpecahan di tengah masyarakat karena tidak banyak lagi persoalan yang diselesaikan dengan musyawarah.
"Salah satu imbasnya sekarang radikalisme dan terorisme semakin subur karena tidak ada wadah untuk mengutarakan pendapat dalam diskusi bersama," katanya..
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018