Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak lima bandara di lima kota sekitar Bali akan diperbantukan untuk menampung pesawat delegasi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia 2018.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa mengatakan kelima bandara itu yakni di Banyuwangi, Surabaya, Lombok, Solo dan Makassar.
"Untuk IMF kita siapkan `parking stand` dan beberapa bandara yang lain, misalnya yang dekat seperti Banyuwangi, Surabaya, Solo, Lombok dan paling jauh di Makassar juga disiapkan," katanya.
Agus menjelaskan khusus di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, akan ada penambahan "parking stand" atau tempat parkir pesawat untuk menampung pesawat para tamu dan delegasi yang hadir dalam pertemuan internasional itu.
Namun, penambahan tempat parkir pesawat di Ngurah Rai dinilai masih belum cukup untuk menampung belasan ribu pengunjung termasuk tamu dan delegasi pertemuan.
Oleh karena itu, penambahan "parking stand" juga akan dilakukan di Solo dan Banyuwangi. Sedangkan di bandara di kota lainnya akan memanfaatkan slot kosong untuk bisa didarati pesawat.
Dengan demikian, penambahan tempat parkir pesawat dan kapasitas dari bandara lain diharapkan dapat menampung sekitar 18 ribu tamu pertemuan.
"Pokoknya kita harus menampung sekitar 18 ribu pengunjung. Sebutlah satu pesawat 200 orang, jadi kita bisa tahu berapa penerbangan yang ditambah. Kedatangan dan kepulangan ini puncaknya yang harus kita cocokkan," katanya.
Terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi menjelaskan pihaknya akan melakukan penambahan apron serta meningkatkan fasilitas sisi udara.
"Yang ditingkatkan fasilitas sisi udara, apron, dan `rapid exit taxiway`. Nanti pada acara IMF kan ada 17 ribuan delegasi yang datang. Itu perlu ditingkatkan karena harinya hampir bersamaan," katanya.
AP I mengucurkan dana sebesar Rp2,1 triliun untuk melakukan perluasan dan penambahan fasilitas agar dapat memberikan layanan terbaik menyambut perhelatan akbar yang akan digelar Oktober mendatang itu.
"Total Rp2,1 triliun semua, berasal dari internal perusahaan karena kami sudah menerbitkan surat utang sebelumnya," ungkapnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018