Cape Town, Afrika Selatan (ANTARANews) - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Senin (2/4) menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya wanita pahlawan anti-Apartheid Winnie Madikizel-Mandela.

Ramaphosa menyebut Winnie Madikizela-Mandela sebagai "lambang abadi keinginan rakyat kita untuk bebas".

"Dengan perasaan kehilangan yang sangat besar dan kesedihan yang mendalam lah kami mengetahui meninggalnya Mam` Winnie Madikizel-Mandela," kata Ramaphosa.

Winnie, mantan istri presiden Nelson Mandela, meninggal di Johannesburg pada Senin sore, setelah lama menderita sakit. Ia telah masuk-keluar rumah sakit sejak awal tahun ini, demikian keterangan keluarganya.

"Hari ini, kita telah kehilangan seorang ibu, seorang nenek, seorang teman, seorang rekan, seorang pemimpin dan seorang lambang," kata Ramaphosa, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.

Bahkan pada masa paling kelam selama perjuangan bagi kebebasan, Winnie merupakan "lambang abadi keinginan rakyat kita untuk bebas", kata Ramaphosa.

Di tengan penindasan, ia menjadi suara pembangkangan dan perlawanan, tambah Ramaphosa.

Ramaphosa juga merujuk Winnie sebagai "pelopor keadilan dan kesetaraan" dalam menghadapi eksploitasi.

"Sepanjang hidupnya, ia memberi sumbangan yang langgeng bagi perjuangan melalui pengorbanan dan tekadnya yang tak pernah goyah. Dedikasinya bagi nasib buruk rakyatnya membuat dia dicintai dan dihormati oleh bangsa ini," kata Ramaphosa.

Selama bertahun-tahun, Winnie memikul beban kebrutalan tanpa kasihan rejim Apartheid dengan ketabahan yang luar biasa, kata presiden Afrika Selatan tersebut.

"Meskipun menghadapi kesulitan, ia tak pernah ragu bahwa perjuangan bagi kemerdekaan dan demokrasi akan berhasil," kata Ramaphosa.

Sepanjang hidup, Winnie tetap menjadi pembela yang tak kenal lelah bagi orang yang ditindas dan disingkirkan dan menjadi suara buat orang yang tak bisa menyuarakan keinginan mereka, kata Ramaphosa.

Ia mendesak rakyat Afrika Selatan agar mengambil inspirasi dari perjuangan yang dilancarkan Winnie dan impian mengenai masyarakat yang lebih baik tempat ia telah mencurahkan hidupnya.

Masih pada Senin, Kongres Nasional Afrika (ANC) --yang memerintah-- menurunkan spanduk revolusionernya untuk menghormati Winnie.

ANC menyebut Winnie seorang perempuan besar yang sangat dicintai dan menjadi rujukan dan yang namanya akan selamanya terukir dalam sejarah.

Keuletan dan keberanian Winnie mengilhami perjuangan kemerdekaan bukan hanya di Afrika Selatan, tapi juga di seluruh Afrika dan diasporanya, kata Sekretaris Jenderal ANC Ace Magashule.

Baca juga: Ramaphosa terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018