Dalam jangka tiga tahun program dana desa telah berhasil membangun jalan desa di seluruh pelosok Indonesia sampai 121.709 kilometer. Belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia."

Magelang, 2/4 (ANTARA News) - Program dana desa sejak 2015 berhasil membangun jalan desa di pelosok Indonesia dengan total 121.709 kilometer sehingga memudahkan mobilitas masyarakat, kata Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Ahmad Erani Yustika.

"Dalam jangka tiga tahun program dana desa telah berhasil membangun jalan desa di seluruh pelosok Indonesia sampai 121.709 kilometer. Belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia," katanya di Magelang, Jawa Tengah, Senin.

Capaian tersebut, katanya dalam orasi ilmiah Dies Natalis Ke-4 Universitas Tidar Kota Magelang, telah tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia atau Muri.

Ia mengatakan program dana desa juga untuk membangun hingga total di seluruh Indonesia 1.960 kilometer jembatan, 5.220 pasar desa, 21.811 badan usaha milik desa, 5.116 tambatan perahu, 2.047 embung, 41.379 saluran irigasi, dan 2.366 unit sarana olahraga.

Pemanfaatan dana desa, ujar dia, juga dirasakan masyarakat perdesaan berupa pembangunan 291.393 unit talud, 32.711 saluran air bersih, 82.358 sarana mandi cuci kakus, 6.504 poliklinik desa, 21.357 tempat pendidikan anak usia dini, 14.176 posyandu, dan 45.865 sumur air bersih.

Ia mengatakan jumlah desa penerima program itu juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, antara lain karena pemekaran desa dan perubahan status kelurahan menjadi desa.

Pada 2015 tercatat 74.093 desa penerima program dana desa, pada 2016 tercatat 74.754 desa, pada 2017 tercatat 74.910 desa, sedangkan pada awal 2018 tercatat 74.958 desa.

Anggaran dana desa pada 2015 tercatat Rp20,67 triliun, pada 2016 tercatat Rp49,98 triliun, pada 2017 dan 2018, masing-masing tercatat sekitar Rp80 triliun.

Ia menjelaskan dana desa mendorong masyarakat secara aktif terlibat dalam musyawarah desa untuk perencanaan hingga pelaksanaan program tersebut bagi pembangunan desa.

Selain itu, katanya, memperkuat semangat swadaya masyarakat dan kegotong-royongan. Pelaksanaan program tersebut secara swakelola atau tidak boleh diserahkan kepada pihak ketiga.

Ia mengatakan kalangan perguruan tinggi terlibat dalam pelaksanaan program dana desa di sejumlah daerah di Indonesia, terutama dalam pendampingan, pemberdayaan, pelatihan keterampilan masyarakat, dan riset.

Rektor Untidar Kota Magelang Cahyo Yusuf pada kesempatan itu, mengatakan tim pengabdian masyarakat perguruan tinggi yang dipimpinnya itu fokus terhadap pembinaan dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.

"Untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia," katanya.

Pewarta: Maximianus Hari Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018