Balikpapan (ANTARA News) - Warga menemukan seekor pesut (Orcaella brevirostris) terdampar di pantai di belakang Gedung DPRD Balikpapan, Minggu pagi, setelah lebih kurang 24 jam peristiwa tumpahan minyak di Teluk Balikpapan,
Pantai ini menghadap Selat Makassar, lebih kurang dua kilometer mulut Teluk Balikpapan. "Pesut betina, usianya kira-kira 4-5 tahun," kata ahli mamalia laut Daniella Kreb, Senin.
Daniella adalah peneliti pada Rare Aquatic Species Indonesia (RASI). Meskipun kulit pesut menghitam, Daniella tidak berani memastikan akibat kematian pesut itu hanya dari melihat kondisinya.
"Kawan-kawan dari BKSDA sudah melakukan nekropsi dan mengambil beberapa sampel yang diperlukan. Mungkin perlu waktu sepekan untuk memastikan sebab kematian," jelasnya.
Nekropsi atau bedah mayat, atau pada mayat manusia biasa disebut otopsi, dilakukan di pantai tempat pesut itu terdampar itu juga. Dari pengukuran, diketahui pesut betina itu memiliki panjang 205 cm dan lingkar badan terbesar 89 cm. Daniella memperkirakan usia pesut itu dari panjang tubuhnya.
Selesai nekropsi, pesut itu dikubur di lubang yang sudah disiapkan.
Teluk Balikpapan memang dihuni mamalia yang kini terancam punah itu. Menurut penelitian RASI, pesut ada hampir di seluruh wilayah Teluk Balikpapan.
Pesut itu bisa dilihat di Tanjung Jumlai, Penajam, Jenebora, dan Pantai Lango bila di sisi selatan Teluk. Lalu ada di Kariangau, Tanjung Batu, Muara Berenga, Muara Tempadung, Pulau Balang, hingga Muara Semoi-Sepaku yang sudah jauh ke utara, sekitar 1 jam naik perahu bermesin diesel.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018