Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore bergerak melemah tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.742 dibanding posisi sebelumnya Rp13.741 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa laju inflasi periode Maret 2018 yang terkendali menjadi salah satu faktor yang menjaga pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

"Inflasi yang stabil direspon positif pelaku pasar sehingga pelemahan rupiah cenderung terbatas," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2018 terjadi inflasi sebesar 0,20 persen, dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2018 sebesar 0,99 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2018 terhadap Maret 2017) sebesar 3,40 persen.

Ia menambahkan bahwa harga komoditas yang mulai pulih turut menjadi salah satu faktor positif bagi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.

Kendati demikian, pelaku pasar uang diharapkan tetap waspada yang dapat membuat laju rupiah tertekan lebih dalam di tengah minimnya sentimen positif yang beredar.

Baca juga: BPS: kenaikan harga bensin picu inflasi Maret

Baca juga: IHSG menguat 51,58 poin

Baca juga: Rupiah susut 10 poin

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa apresiasi dolar AS cenderung tertahan terhadap sejumlah mata uang global karena pelaku pasar uang berhati-hati di tengah meningkatnya ketegangan hubungan perdagangan setelah Tiongkok meningkatkan tarif impor atas barang asal Amerika Serikat.

"Tiongkok mengumumkan kebijakan tarif impor baru untuk produk-produk barang dari AS. Situasi itu menjadi sentimen negatif untuk kekuatan dolar AS," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (2/4) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.750 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.756 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018