Beijing(ANTARA News) - Laboratorium eksperimental luar angkasa Tiangong-1 milik China kembali memasuki atmosfer Bumi sekitar pukul 08.15 pagi waktu Beijing pada Senin dan terbakar di atas bagian tengah Pasifik Selatan menurut otoritas keantariksaan China.
Kantor berita Xinhua mengutip China Manned Space Engineering Office (CMSEO) yang menyatakan pesawat itu kembali memasuki atmosfer Bumi di bagian tengah Pasifik Selatan dan sebagian besar bagiannya terbakar di atmosfer menurut pantauan dan analisis Aerospace Control Center dan organisasi-organisasi terkait.
Tiangong-1 diluncurkan 29 September 2011 dan operasinya berakhir pada Maret 2016 setelah misi selesai. Pesawat itu bergandengan dengan pesawat antariksa Shenzhou-8, Shenzhou-9 and Shenzhou-10.
Sebelumnya stasiun luar angkasa tersebut diperkirakan jatuh di atas pantai Brasil di Atlantik Selatan, dekat Kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro.
Skuadron Kendali Luar Angkasa 18 Angkatan Udara Amerika Serikat, yang melacak dan mendeteksi semua objek artifisial di orbit Bumi, menyatakan mereka juga melacak Tiangong-1 saat memasuki atmosfer di Pasifik Selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters mereka mengonfirmasi masuknya kembali Tiangong-1 ke atmosfer berkoordinasi dengan timpalan mereka di Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan dan Inggris.
Pada Jumat, Beijing menyatakan tidak akan ada potongan besar yang akan mencapai daratan dalam kejadian itu.
Stasiun Tiangong-1, yang berarti Istana Surgawi-1, panjangnya 10,4 meter dan diluncurkan tahun 2011 sebagai bagian dari program antariksa China yang menyasar penempatan stasiun permanen di orbit pada 2023. (Uu.R029)
Baca juga: Indonesia aman dari serpihan Tiangong-1
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018