Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengutuk keras serangan tentara Israel kepada warga Palestina yang sedang berdemonstrasi di perbatasan Gaza dan Israel.
"Serangan tentara Israel terhadap ribuan warga Palestina yang berdemontrasi damai, itu sungguh di luar perikemanusiaan," kata Abdul Kharis melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Abdul Kharis menyatakan duka cita mendalam dan solidaritas penuh kepada korban dan keluarga korban akibat aksi serangan tentara Israel, dan menyatakan kecewa dengan sikap Amerika Serikat terkait penembakan yang dilakukan tentara Israel kepada demonstran.
"Amerika Serikat seperti menutup mata terhadap perilaku tentara Israel yang menembakkan peluru tajam ke arah demonstran," kata Kharis.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah V ini juga mengingatkan adanya amanah Konstitusi terkait kemerdekaan Palestina, dan penembakan yang dilakukan tentara Israel itu terjadi salah satunya faktornya karena Palestina belum merdeka.
Baca juga: Israel tak akan adili pembunuh 15 demonstran asal Palestina
Kharis menegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 termaktub secara jelas amanat konstitusi, "Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan".
"Karena itu, soal Palestina bukan sekedar isu agama, tapi Indonesia melihatnya sebagai isu kemerdekaan suatu bangsa. Kemerdekaan Palestina," kata Kharis.
Kharis mengimbau Pemerintah Indonesia dapat mendorong Dewan Keamanan PBB untuk segera menggelar rapat darurat, dan membentuk Tim Independen yang melakukan investigasi dan melaporkan hasilnya kepada dunia atas kejadian di Gaza kemarin.
Menurutnya, Israel memiliki tanggung jawab terhadap hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional untuk melindungi warga sipil.
"PBB harus mengusut hingga tuntas dan jangan biarkan pelanggaran HAM di depan mata rakyat dunia terjadi di Gaza Palestina ," katanya.
Baca juga: Pasukan Israel tewaskan 16 warga Palestina dalam aksi protes di Gaza
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018