Surabaya (ANTARA News) - Fakultas Sastra Universitas Airlangga (Unair) menggelar Forum Sastra dan Budaya bertema "Mewacanakan Kembali Periodisasi Sastra Indonesia" yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sesdaprov Jatim), DR H Soekarwo SH, MHum, di Surabaya, Rabu. Soekarwo saat membuka kegiatan menyatakan mendukung kegiatan tersebut karena dengan sastra dan budaya kehidupan akan menjadi lebih manis, termasuk juga kehidupan politik di Jatim yang saat ini mulai menghangat. "Melalui sastra dan budaya khas Jatim yang bersifat spontan, misalnya ludruk, kidungan dan macapat diharapkan dapat meredakan konflik, sehingga dapat menciptakan suasana politik yang bagus," katanya. Dia mencontohkan langkah baik saat pemilihan kepala desa (Pilkades) di Jombang yang dimulai dengan acara kidungan. "Itu merupakan langkah yang baiik untuk meredakan konflik politik, sehingga kegiatan menjadi harmonis," katanya. Dekan Fakultas Sastra Unair, Drs Aribowo MS berharap, melalui forum ini, ada masukan-masukan untuk mewacanakan paradigma terkini sastra Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra, sehingga sastra Indonesia terus berkembang. Ia mengharapkan, sastra Indonesia lebih mencerminkan kebangsaan Indonesia. Dengan begitu persoalan sastra, budaya, ada keseimbangan dengan politik, ekonomi, dan sosial. Pada kesempatan itu ia juga mengemukakan, banyak yang berangapan bahwa yang disebut sastra adalah sastra yang berbentuk tulis, sementara karya yang tidak diwujudkan dalam tulisan atau lisan bukan termasuk sastra. "Padahal, sastra lisan juga termasuk sastra, bahkan munculnya lebih awal daripada sastra tulis dan sastra lisan itu lebih mencerminkan budaya," ujar Ketua Forum Sastra Budaya Surabaya ini. Pembantu Rektor I Unair, Prof Dr Zainudin mengatakan, forum ini merupakan pertemuan yang sangat penting, karena ilmu sosial termasuk sastra, masuk dalam kategori universitas kelas dunia. "Karena pengembangan sastra dan budaya harus mendapat dukungan dari akademisi, pemerintah propinsi maupun kota-kota di Jatim," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007