Balikpapan (ANTARA News) - Dua orang pemancing yang dikabarkan hilang saat terjadi kebakaran tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, hingga Sabtu malam pukul 22.30 WIT belum juga ditemukan.
"Kami masih menggelar pencarian korban atas nama Sutoyo (42) dan Suyono (55)," kata Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan (Basarnas) Octavianto di Pos SAR di jetty Chevron Indonesia Company di Pelabuhan Semayang, Balikpapan.
Suyono dan Sutoyo kemudian diketahui adalah rekan dari Imam N yang pada Sabtu siang ditemukan tewas. Mereka pergi memancing dengan perahu yang sama.
Imam sendiri ditemukan bersamaan dengan jenazah Wahyu Gusti Anggoro (27). Anggoro dipastikan berasal dari perahu yang berbeda, bukan bersama Iman, Suyono, dan Sutoyo.
"Dalam melakukan pencarian kami harus benar-benar hati-hati. Masih banyak tumpukan genangan bahan bakar di laut," lanjut Octa.
Suyono beralamat di Gunung Empat RT 40 dan Sutoyo yang tinggal di Klandasan Ulu RT 25.
Octa menambahkan bahwa selain para relawan dari Kantor SAR Balikpapan, turut terlibat dalam pencarian para prajurit TNI-AL dari Pangkalan Balikpapan, kru HSE PT Pertamina RU V, petugas dari Polres Balikpapan dan Polsek Pelabuhan Semayang, KPPP Semayang, para relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan dan Penajam Paser Utara, dan petugas kesehatan dari Klinik Lanal, Klinik Ibnu Sina Pertamina, dan RS Pertamina.
Petugas melakukan pencarian dengan kapal SAR 408 Lamaru dan sejumlah speedboat.
Kebakaran tumpahan minyak di Teluk Balikpapan memakan korban dua orang tewas dan satu mengalami luka bakar. Dua orang yang tewas diketahui sebagai pemancing dan satu orang lagi warga negara asing, anak buah kapal kargo batubara yang sedang lego jangkar.
Dari identifikasi polisi di Ruang Mortuary RS Bhayangkara Balikpapan, diketahui nama korban adalah Imam N, kelahiran Kutai Lama, Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara 2 Mei 1976, dan Wahyu Gusti Anggoro, kelahiran Balikpapan 30 Juli 1990.
"Satu lagi korban adalah anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan China dari Kapal Ever Judger yang mengalami luka bakar. Seluruh ABK kapal tersebut sebanyak 16 orang juga kami ungsikan ke darat," kata Kepala Polisi Resort Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi Wiwin Fitra pada kesempatan terpisah.
Kapal Ever Judger adalah kapal berbendera Panama. Saat kejadian, kapal tengah lego jangkar di tengah Teluk Balikpapan menunggu giliran memuat. Kapal berukuran panjang 229 meter itu berbobot mati 82 ribu ton dan saat dikepung api sudah berisi batubara 74.000 ton.
"Kapal dan kargonya disiram air agar tidak terbakar," kata Kapolres. Bersamaan dengan itu semua ABK yang berkewarganegaraan China diselamatkan ke darat.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki bagaimana munculnya kobaran api di tengah laut itu. Fakta sebelumnya muncul tumpahan minyak sepanjang 400 meter diduga kuat berhubungan erat dengan kejadian tersebut.
Tumpuhan minyak terjadi sejak pukul 03.00 dinihari dan begitu hari terang, unit dari Pertamina Refinery Unit (RU) V melakukan langkah-langkah pengamanan dan pembersihan.
"Kami bisa pastikan minyak itu bukan minyak mentah yang diolah di kilang. Minyak yang tumpah itu dari sampel yang kami ambil adalah MFO, marine fuel oil, atau minyak bahan bakar kapal," kata General Manager Pertamina RU V Togar MP.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018