Banjarmasin, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Gelombang tinggi yang terjadi di wilayah laut Jawa sejak Kamis (29/3) hingga saat ini menyebabkan kapal pelayaran rakyat dari pelabuhan Kalimas, Surabaya, tujuan Pelabuhan Martapura Baru, Banjarmasin, dan sebaliknya tidak berani melaut.

Salah seorang nahkoda kapal pelayaran rakyat, Iwan, dari Surabaya, Sabtu, menginformasikan, kapalnya terpaksa belum bisa berangkat ke Banjarmasin karena gelombang cukup tinggi di laut Jawa.

Begitu juga kapan pinisi lainnya, dari Banjarmasin tujuan Kumai, untuk mengangkut semen juga menunda pelayaran. "Saya terpaksa bertahan di pelabuhan sini, karena kondisi cuaca yang sedang tidak baik," kata nahkoda KLM Madani.

Agen perusahaan pelayaran rakyat, H Bandu Daeng Manase, mengatakan, sejak beberapa bulan terakhir, cuaca ekstrem sering terjadi, sehingga kapal terpaksa menunda pelayaran, hingga kondisi mereda.

"Kadang satu minggu, cuaca baik, tiba-tiba satu minggu kemudian, cuaca kembali buruk. Saat ini, cuaca memang sering tidak menentu," katanya.

Menurut dia, sejak ada industri semen di Kalimantan Selatan, pelayaran rakyat yang sebelumnya sempat mati suri pasca industri kayu runtuh, kini mulai kembali bergeliat.

Dalam satu bulan, tambah dia, 8-10 kapal pelayaran rakyat kini bisa datang ke Pelabuhan Martapura Baru, Trisakti Banjarmasin.

"Hal tersebut berbeda dengan beberapa tahun lalu, mungkin dalam beberapa bulan, tidak ada kapal Pelra yang datang," katanya.

Tumbuhnya indusri di Kalsel, tambah dia, kini membuat angkutan tradisional itu, juga kembali bergeliat.

"Biasanya kapal-kapal yang datang dari Jawa Timur yang membawa berbagai kebutuhan pokok bagi warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, kembalinya akan mengangkut semen," katanya.

Sehingga, tambah dia, pulang maupun saat pergi, kapal-kapal itu tetap mendapatkan muatan.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018