Balikpapan (ANTARA News) - Dua korban tewas dalam peristiwa kebakaran tumpahan minyak di Teluk Balikpapan merupakan warga Balikpapan dan seorang korban yang mengalami luka bakar adalah warga negara asing anak buah kapal kargo batu bara yang sedang lego jangkar.
Dari identifikasi polisi di Ruang Mortuary RS Bhayangkara Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu, diketahui nama korban adalah Imam N, kelahiran Kutai Lama, Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, pada 2 Mei 1976, dan Wahyu Gusti Anggoro, kelahiran Balikpapan pada 30 Juli 1990.
Identitas didapatkan polisi dengan mencocokkan sidik jari korban ke pusat data kependudukan. Dipastikan juga korban adalah warga Balikpapan.
Mendiang Imam saat meninggal mengenakan jaket berwarna putih bertuliskan "Bubuhan Fishing Club Bunsay". Bunsay adalah singkatan dari Kebun Sayur, kawasan di Jalan R Soeprapto di Kelurahan Baru Ilir, Kecamatan Balikpapan Barat, yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Kedua korban itu tewas di perahu mereka yang terkepung api saat terjadi kebakaran di perairan Teluk Balikpapan antara pukul 10.30-11.30 Wita.
"Satu lagi korban adalah anak buah kapal berkewarganegaraan China dari Kapal Ever Judger mengalami luka bakar. Seluruh ABK kapal tersebut sebanyak 16 orang juga kami ungsikan ke darat," kata Kepala Kepolisian Resor Balikpapan Ajun Komisaris Besar Polisi Wiwin Fitra pada kesempatan terpisah.
Kapal Ever Judger adalah kapal berbendera Panama. Saat kejadian, kapal tengah lego jangkar di tengah Teluk Balikpapan menunggu giliran dimuat.
Kapal berukuran panjang 229 meter itu berbobot mati 82 ribu ton dan saat dikepung api sudah berisi batu bara 74.000 ton.
"Kapal dan kargonya disiram air agar tidak terbakar," kata Kapolres.
Bersamaan dengan itu semua ABK yang berkewarganegaraan China diselamatkan ke darat.
Hingga saat ini polisi masih menyelidiki bagaimana munculnya kobaran api di tengah laut itu. Fakta sebelumnya muncul tumpahan minyak sepanjang 400 meter diduga kuat berhubungan erat dengan kejadian tersebut.
Tumpuhan minyak terjadi sejak pukul 03.00 Wita dini hari dan begitu hari terang, unit dari Pertamina Refinery Unit (RU) V melakukan langkah-langkah pengamanan dan pembersihan.
"Kami bisa pastikan minyak itu bukan minyak mentah yang diolah di kilang. Minyak yang tumpah itu dari sampel yang kami ambil adalah MFO, marine fuel oil, atau minyak bahan bakar kapal," kata General Manager Pertamina RU V Togar MP.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018