Jakarta (ANTARA News) - Memburuknya indeks bursa Wall Street New York yang melemah lebih dari satu persen Selasa, telah memicu tekanan jual di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,39 persen menjadi 2,273 pada perdagangan Rabu. Total transaksi yang didominasi aksi jual itu tercatat mencapai volume 6,377 miliar saham dengan nilai Rp4,1 triliun. Menurut Analis dari PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, momentum memburuknya bursa Wall Street itu telah dimanfaatkan oleh pelaku pasar di BEJ untuk mengambil keuntungan atas penguatan harga pada hari-hari sebelumnya."Setelah delapan hari berturut-turut terus meningkat, para pelaku pasar mengaktualisasikan keuntungan mereka hari ini (Rabu)," katanya. Tekanan jual yang juga dialami oleh 45 saham dalam kelompok saham terlikuid membuat indeks LQ 45 melemah 0,82 persen menjadi 471,195. "Tampak saham perbankan yang cukup besar dilepas pelaku pasar karena adanya keuntungan di tangan setelah dua hari berturut-turut meningkat. Demikian pula sektor pertambangan," katanya. Namun ditengah tekanan jual sebagian besar saham aktif, saham Astra Agro (AALI) justru menguat akibat adanya rekomendasi broker asing terhadap saham tersebut. "Rekomendasi tersebut telah mendorong sentimen pasar sehingga saham Astra Agro terdongkrak naik," kata Krisna. Saham AALI naik Rp450 menjadi Rp14.650. Demikian juga dengan saham Medco Energi, terhindar dari tekanan jual meski saham sejenisnya melemah. Sentimen beli terhadap saham itu masih kuat dipicu oleh penemuan minyak di Libya serta harga minyak yang masih tinggi. Saham Medco naik Rp125 menjadi Rp3.750. Sementara itu saham-saham yang memberi kontribusi penurunan IHSG, di antaranya saham Astra Internasional yang turun Rp800 menjadi Rp18.350, saham BRI turun Rp150 menjadi Rp6.350, Bank Mandiri turun Rp125 menjadi Rp3.400, BCA turun Rp150 menjadi Rp5.850 dan Perusahaan Gas Negara turun Rp50 menjadi Rp2.575. Ia menambahkan melihat perkembangan saat ini, untuk besok pagi diperkirakan IHSG akan turun meski dalam kisaran terbatas.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007