Jakarta (ANTARA News) - Taiwan menawarkan sistem transportasi pintar berbasis sistem digital ke pasar Indonesia melalui penjajakan kerja sama.
`Tangan kami selalu terbuka untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Kami siap berkembang bersama Indonesia dalam mewujudkan Smart City sehingga kami dapat mempermudah pemerintah untuk mencapai hal tersebut," ujar Wakil Direktur Eksekutif Strategi, Perdagangan, Pemasaran dan Pengembangan Taiwan (TAITRA) Tony Lin.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta, Jumat, Taiwan menilai Indonesia sebagai negara yang memiliki populasi sekitar 250 juta penduduk memerlukan pola transportasi yang baik dan memadai.
Penerapan teknologi dalam transportasi merupakan faktor kunci dalam mengatasi permasalahan transportasi di Indonesia saat ini. Melihat peluang tersebut, melalui perhelatan Taiwan Expo 2018, Taiwan Excellence menghadirkan solusi transportasi pintar dengan menggelar seminar bertajuk Taiwan Excellence in Smart Transportation.
Empat merek ternama dan integrator system dalam sektor transportasi pintar di Taiwan, yaitu Internet of Things dari sistem penerapan transportasi pintar (Advantech), sistem monitor kereta pintar (ICP DAS), sistem pengelolaan parker pintar (Atop Technology), serta contoh aplikasi dan teknologi inovatif dari sistem pengukur lokomotif terintegrasi pintar yang pertama di dunia (Hongjiateng Aeon) ikut berbagi pengalaman yang mungkin bias menjadi referensi ataupun solusi bagi Indonesia dalam menerapkan sistem transportasi pintar.
Integrasi teknologi tersebut bekerja dengan baik pada perangkat keras dan perangkat lunak, seperti kontrol lalu lintas, pengelolaan informasi serta komunikasi elektronik yang mengikuti perkembangan teknologi negara-negara maju di dunia.
Tony juga menjelaskan, bahwa Taiwan memiliki pengalaman dalam mengembangkan 100 kota berbasis smart city. Salah satu contoh yang memungkinkan untuk diterapkan dalam konsep smart city di Indonesia adalah penggunaan teknologi di jalan tol dengan memanfaatkan Electronic Technology Charge (ETC).
Jika menggunakan ETC, pengendara tidak perlu melakukan tapping di pintu tol untuk melakukan transaksi.
"Sistem ini memungkinkan pengendara untuk langsung melewati pintu tol tanpa harus tapping seperti e-Toll seperti sekarang. Ini merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di pintu tol. Taiwan sudah menerapkan sistem ini dan pengendara tinggal melintas langsung, tidak perlu berhenti. Sistem akan memberikan charge secara otomatis bagi pengendara yang melintas," ungkap Tony.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Soegiharto Santoso selaku Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS), bahwa Taiwan sekarang ini memimpin dalam pembangunan smart city.
Sebagai hasi dari ICT Taiwan, telah muncul dengan sejumlah solusi yang mengesankan di bidang Intelligent Transportation System, baik dari perspektif kemampuan teknologi dan implementasi yang telah diterapkan Taiwan.
"Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi atas kesempatan yang diberikan oleh pihak Taiwan Excellence. Seminar smart transportation ini adalah kesempatan untuk mengejar ketinggalan dengan teknologi terbaru," kata Soegiharto.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018