Surabaya (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku lebih memilih berkumpul bersama keluarga dari pada maju mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pada pilpres 2019 mendatang.
"Saya dan istri terlalu lama tidak bertemu anak-anak dan keluarga sehingga setelah jabatan berakhir maka akan bersama-sama mereka," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Jumat.
Soekarwo, yang akrab disapa Pakde Karwo, akhir-akhir ini menjadi pembicaraan sebagai salah seorang yang dinilai tepat untuk mendampingi Joko Widodo di bursa Pilpres tahun depan.
Terlebih pada Februari 2019, suami Nina Kirana itu "pensiun" dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Timur setelah 10 tahun atau dua periode memimpin.
"Sudah tidak dan saya tidak basa-basi. Membantu pemerintahan tidak harus seperti yang anda usulkan (cawapres). Sebab banyak cara untuk membantu dan menyumbang pemikiran untuk bangsa ini," ucapnya.
Pria yang juga Ketua DPD Demokrat Jatim tersebut memisalkan jabatan sebagai seorang pemimpin redaksi media massa yang sangat mampu membantu memberikan sumbangan solusi dan pemikirannya.
Selain itu, bapak tiga anak tersebut juga mengaku bisa membantu pemikiran tidak harus di Jakarta, tapi dari mana saja, khususnya di Jatim.
"Seperti beberapa waktu lalu, saya dipanggil untuk membantu Menteri Koordinator Perekonomian di Jakarta selama dua hari untuk menemukan solusi kekurangan beras," kata politikus yang karirnya besar di birokrasi tersebut.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) menilai Pakde Karwo lebih layak menjadi calon Wakil Presiden RI, bukan sebagai Menteri Dalam Negeri.
"Kalau melihat kapasitas dan kapabilitasnya, Soekarwo sangat layak masuk bursa calon wapres, bukan Mendagri," ujar Koordinator FK3JT KH Fahrurrozi.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018