Jakarta (ANTARA News) - Ormas Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), secara tegas menolak wacana Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti Hasanuddin Yusuf sebagai Ketua Umum (ketum) DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Pernyataan tersebut dikemukakan Ketua Umum DPP AMPI Fahri Andi Laluasa menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Rabu.
Menurut Fahri, AMPI selaku salah satu organisasi dari 70 ormas pemuda yang bergabung dalam KNPI, melihat wacana KLB hanya kepentingan segelintir orang yang mau memporak-porandakan organisasi kepemudaan itu.
"Saya tak setuju wacana KLB yang targetnya mengganti Hasanuddin Yusuf dari kursi ketum KNPI. Biarlah berjalan sampai masa kepengurusannya selesai. Saya yang pasang badan nanti," ujar Fahri yang juga ketua komisi IV DPR RI itu.
Dia menegaskan, bahwa Hasanuddin Yusuf dalam sepengetahuannya tidak pernah mengaitkan KNPI dengan PPI.
"Selama ini yang saya tahu, bung Hasan sendiri tak pernah mengaitkan KNPI dengan PPI. Langkah Hasanuddin mendirikan partai itu juga harus dihargai. Mengingat perbedaanlah yang membuat KNPI bisa bersatu," ujarnya.
Fahri sendiri mensinyalir, desakan KLB tidak murni sifatnya mengingat tidak ada alasan apapun yang dilanggar Hasanuddin sebagai ketum KNPI dalam mendirikan partai. "Tidak ada masalah ketua KNPI mendirikan partai apapun namanya. Yang saya tahu, Hasanuddin tidak pernah mengaitkan hubungan PPI dan KNPI. Jadi sah-sah saja," tegasnya dengan nada santun.
Sebelumnya, sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I KNPI juga menolak wacana KLB, seperti Ketua DPD KNPI Jawa Timur, Ahmad Rizal yang melihat, wacana KLB di KNPI yang alasannya hanya karena Hasanuddin mendirikan Partai Pemuda Indonesia (PPI) tidak masuk akal.
Menurut Rizal, kader KNPI dari pusat hingga daerah tidak pernah dipersoalkan untuk terlibat di partai politik manapun.
"Seluruh kader KNPI itu juga kader penting di beberapa partai politik. Jadi sangat tak beralasan jika karena Hasanuddin mendirikan PPI, terus didesak mundur. Saya pikir teman-teman daerah juga sependapat dengan saya bahwa lebih baik konsentrasi program kesejahteraan pemuda," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007