Goma, Republik Demokratik Kongo (ANTARA News) - Para pemberontak bersenjata menewaskan setidaknya seorang tentara saat menyerang sebuah rumah milik Presiden Kongo Joseph Kabila di wilayah timur yang bergolak, tempat sejumlah konflik meletus dalam beberapa bulan terakhir, menurut keterangan sumber-sumber di pihak pemberontak serta militer Kongo, Kamis (29/3).
Kabila tidak berada di rumah ketika kelompok militan Mai-Mai menyerang rumah tersebut, yang berada di kota Beni, dan bentrok dengan tentara nasional yang tidak dapat menangkis serangan.
Serangan kedua terhadap kediaman presiden dalam tiga bulan itu menunjukkan betapa memburuknya keamanan di Kongo, yang sebagian dipicu oleh penolakan Kabila untuk mundur pada 2016 ketika mandatnya berakhir menurut siaran kantor berita Reuters.
Sebuah rumah milik Kabila juga diserang dan dibakar di provinsi Kivu Utara pada Desember. Satu polisi tewas dalam insiden itu.
Situasi keamanan di wilayah timur, yang sudah menjadi kotak sumbu ketegangan etnis, telah memburuk tahun ini karena pihak berwenang negara goyah. Keadaan itu memaksa puluhan ribu orang mengungsikan diri dan mengancam kestabilan di seluruh negeri.
Juru bicara kelompok pemberontak Mai-Mai mengatakan kelompoknya telah membunuh tiga tentara dalam serangan itu. Seorang juru bicara militer mengatakan salah satu tentaranya serta satu penyerang tewas.
Juru bicara presiden belum dapat dimintai tanggapan.
Mai-Mai terdiri dari sejumlah kelompok bersenjata yang pada awalnya dibentuk untuk melawan serbuan Rwanda pada 1990-an. Sejak itu, mereka berubah menjadi kelompok militan dari berbagai etnis, jaringan penyelundup serta kelompok penyedia layanan perlindungan.(Uu.T008)
Baca juga: Polisi RD Kongo tembakkan peluru tajam untuk bubarkan demontrasi anti-Kabila
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018