"Peluang ini ayo kita gunakan sekolah dengan melakukan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia perindustrian," kata Dirjen Pembinaan SMK Kemendikbud, Mochamad Widiyanto saat Dialog Gebyar Pendidikan Vokasi di SMK Negeri 2 Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis.
Ia menuturkan, pendidikan vokasi saat ini harus terus dikembangkan dan diselaraskan dengan dunia usaha dan industri sebagai peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Selama ini, lanjut, dia, Kemendikbud bersama Kementerian Perindustrian terus menyelaraskan kurikulum SMK, termasuk harus mampu menjalin kerjasama dengan perusahaan besar.
"SMK itu wajib memiliki pasangan atau kerjasama dengan dunia usaha," katanya.
Acara dialog itu dihadiri seratusan peserta terdiri dari guru, kemudian kepala sekolah, komunitas dan para pelaku usaha dan industri, bahkan dihadiri Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, dan Kasubdit BMK Provinsi Jawa Barat Dodin Rusman.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, mengatakan, pentingnya evaluasi kurikulum dan program studi di SMK agar disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, terutama sekolah di daerah seperti Garut.
Ia menyebutkan, beberapa indikator yang harus diperhatikan dunia pendidikan di Indonesia yaitu mengevaluasi jumlah program studi di SMK, kemudian bekerjasama dengan pelaku industri masyarakat, dan menyesuaikan kebutuhan industri dan masyarakat, termasuk pengadaan guru produktif, dan melakukan tes minat dan bakat siswa sebelum masuk SMK.
"Mempercepat pengadaan sarana dan prasarana, evaluasi terhadap pengembangan kurikulum program vokasi untuk memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018