Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, di Jakarta mengatakan bahwa apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini karena adanya upaya Bank Indonesia menjaga rupiah sesuai fundamentalnya.
"Di pasar global, dolar AS cenderung bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, menguatnya rupiah hari ini (29/3) menunjukkan adanya penjagaan dari Bank Indonesia," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa apresiasi nilai tukar rupiah relatif terbatas mengingat sentimen saat ini cukup mendukung bagi dolar AS, salah satu faktornya yakni meredanya isu perang dagang global, serta pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal keempat 2017 yang di revisi naik menjadi 2,9 persen secara tahunan, lebih tinggi dari ekspektasi pasar 2,7 persen.
Sentimen selanjutnya, ia mengatakan, pelaku pasar uang di dalam negeri akan mencermati data inflasi Maret yang sedianya akan dipublikasikan pada awal April 2018 mendatang. Diharapkan data inflasi terkendali sehingga dapat membantu menjaga stabilitas fluktuasi rupiah.
Selain itu, kata dia, meredanya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea juga diharapkan dapat turut menjadi salah satu faktor yang membuat aset berisiko di negara berkembang kembali diminati pasar.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (29/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.756 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.745 per dolar AS.
Baca juga: BI: Depresiasi rupiah terhadap dolar masih wajar
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018