Ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Boyantongo, Mohammad Idzam di Parigi, Kamis, mengatakan, pasca tanam pada Oktober 2017 dan memasuki masa panen pada Maret 2018, padi milik petani setempat mengalami puso.
"Serangan hama pengerek batang ini membuat kami terancam gagal panen total karena padi sudah rusak," keluh Idzam.
Dia mengaku, serangan hama penggerek batang yang menyerang sawah petani di wilayah itu merusak sekitar 16 hektare areal persawahan, akibatnya petani mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Hama penggerek batang, merupakan hama yang tergolong pengganggu utama. Hama ini menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman mulai dari persemaian hingga menjelang panen.
Petani di Parigi mengaku kehabisan akal membasmi hama perusak batang padi itu apalagi saat ini petani telah memasuki fase panen, sehingga mereka berharap ada upaya dilakukan pemerintah untuk menanganinya.
"Hampir setiap tahun hama-hama ini menyerang tanaman padi kami," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menguraikan, serangan hama penggerek batang disebabkan terjadinya anomali cuaca di kabupaten itu, ditambah lagi kurangnya pemenuhan air di sawah sehingga petani memaksakan diri menanam demi mengikuti jadwal penanaman serentak yang ditetapkan pemerintah setempat.
"Serangan hama ini salah satu faktornya dipicu tidak tepatnya waktu penanaman," tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun membenarkan bahwa saat ini sawah milik petani di Kecamatan Parigi Selatan diserang hama penggerek batang sehingga segera dilakukan langkah antisipasi dan pengendalian maksimal oleh petugas pengamat hama penyakit.
"Setiap ada gejala serangan hama, petugas kami segera meninjau dan mengambil tindakan baik dalam bentuk pengendalian spot maupun massal," tuturnya.
Baca juga: Petani klaim 295 hektare padi gagal panen ke Jasindo senilai Rp1,8 miliar
Pewarta: Fauzi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018