Jakarta (ANTARA News) - Bagi Anda yang masih menggunakan Facebook setelah skandal Cambridge Analytica, Facebook menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna memulai percakapan pribadi di kolom komentar Facebook Page.
Dilansir dari laman The Next Web, pengguna yang merupakan bagian dari tes tersebut dapat meninggalkan komentar pada postingan apa pun di Page publik yang hanya dapat dilihat oleh mereka yang termasuk dalam pengaturan privasinya.
Saat ini, pemilik Page tidak dapat melihat komentar yang diatur privat tersebut, meskipun Facebook akan mengimplementasikan alat yang akan memungkinkan mereka melakukannya.
Hal ini tidak hanya memberikan ruang kepada pengguna untuk melakukan percakapan tanpa harus memulai diskusi publik, ini juga menawarkan cara yang lebih mudah untuk melibatkan teman-teman Anda dengan postingan atau tautan.
"Orang-orang telah mengatakan kepada kami bahwa mereka lebih suka berbicara dengan teman-teman mereka tentang konten publik dibandingkan dengan orang asing. Fitur baru ini mempermudah teman untuk terhubung, memberi mereka ruang khusus untuk melakukan percakapan di konten Page publik," ujar Tiffany Dohzen, Facebook News Feed Product Manager.
Pengguna Facebook saat ini memiliki beberapa opsi untuk memulai percakapan dengan teman-teman mereka melalui tautan atau postingan.
Ada opsi untuk membagikan postingan, ada pula opsi mengirimnya langsung. Namun, kedua opsi tersebut relatif memerlukan usaha lebih, setidaknya jika dibandingkan dengan hanya meninggalkan komentar di postingan.
Di dalam kolom komentar pada sebuah postingan, saat ini orang-orang cenderung menandai nama teman atau saudara mereka, hanya karena itu cara yang lebih mudah untuk menarik perhatian mereka terhadap sesuatu dibandingkan membagikannya secara langsung.
Saat ini uji coba fitur tersebut terbatas pada sejumlah pengguna. Namun saat diluncurkan secara global, hal itu bisa membantu memenuhi janji Mark Zuckerberg pada Januari lalu untuk membawa orang lebih dekat dengan teman dan keluarga mereka, demikian The Next Web.
Baca juga: Begini data Facebook diduga dipakai untuk meraih suara
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018