"Saya menentang pemboikotan politis Piala Dunia di Rusia," kata Norbert Roettgen, ketua komite kebijakan luar negeri di parlemen Jerman pada Rabu waktu setempat sebagaimana dikutip majalah Der Spiegel.
Roettgen mengatakan bahwa sudah ada "reaksi internasional kuat" berkenaan dengan tuduhan peracunan Skripal, dan bahwa pemerintah-pemerintah negara Barat seharusnya menahan diri dari "eskalasi" lebih lanjut.
Dia mengatakan bahwa slahraga seharusnya selalu menjadi yang terakhir dalam "katalog konsekuesi" karena peran pentingnya untuk dialog antarbudaya.
Juergen Hardt, anggota senior parlemen Partai Kristen Demokrat, partainya Kanselir Angela Merkel, mengatakan kepada Der Spiegel bahwa pemboikotan terhadap suatu kegiatan olahraga internasional bukanlah "instrumen cerdas dalam diplomasi".
Juru bicara kebijakan luar negeri Parrtai Demokrasi Bebas, Bijan Djir-Sarai, juga mengingatkan risiko peningkatan ketegangan internasional terkait kasus tersebut.
Sebelumnya, Jerman bersama 23 negara Barat lain termasuk Amerika Serikat dan 16 negara anggota Uni Eropa mengusir total 137 diplomat Rusia terkait kasus peracunan Skripal dan putrinya.
Langkah pemerintah Jerman sempat dikritik oleh para politisi dari seluruh spektrum karena dinilai membuat keputusan semacam itu sebelum ada kesimpulan investigasi independen kasus Skripal.
Kantor berita Reuters juga mengutip koran Augsburger Allgemeine yang menyiarkan pernyataan politisi Demokrat Sosial Jerman dan bekas komisioner Komisi Uni Eropa Guenter Verheugen bahwa keputusan Berlin dibuat berdasarkan asumsi ketimbang fakta.
"Argumentasi dakam kasus Skripal mengingatkan saya pada satu keputusan pengadilan di mana terdakwa diputus bersalah bukan karena kesalahannya bisa dibuktikan, namun hanya karena kejahatan yang dituduhkan kepadanya diyakini sesuai dengan karakter dia," kata Verheugen.
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018