Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengakui alokasi belanja untuk investasi bidang infrastruktur dalam APBN saat ini masih kurang, dikaitkan dengan upaya percepatan pembangunan infrastruktur di tanah air dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. "Memang ya (masih kurang), karena itu kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin dana yang ada, harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien," kata Menko Perekonomian Boediono, seusai melantik 21 pejabat eselon II di lingkungan Kementerian Koordinator Perekonomian, di Jakarta, Rabu. Ia menyebutkan kebutuhan investasi dalam bidang infrastruktur memang memerlukan dana yang cukup besar, sehingga tidak mungkin semuanya harus ditanggung oleh APBN. Kondisi infrastruktur di tanah air dalam 10 tahun terakhir sejak terjadinya krisis ekonomi 1997/1998 tidak begitu menggembirakan, sehingga menjadi salah satu kendala pertumbuhan investasi di tanah air, yang pada akhirnya juga menghambat pertumbuhan ekonomi. Menurut Boediono, menyiasati anggaran belanja untuk investasi bidang infrastruktur dari APBN yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan yang cukup besar, maka pemerintah berupaya mengikutsertakan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur. "Makanya swasta kita upayakan untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur," tegas Guru Besar Ekonomi UGM Yogyakarta itu. Meskipun belanja untuk pembangunan infrastruktur masih rendah, pemerintah yakin bahwa target pertumbuhan ekonomi 2007 sebesar 6,3 persen akan tercapai dengan dukungan dari sektor konsumsi, ekspor, dan investasi, serta pendukung lainnya. Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menekankan pentingnya kelengkapan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing dalam menarik investasi. "Dari segi investasi, adanya infrastruktur yang memadai akan meningkatkan daya saing, karena mitra-mitra kita baik di dalam atau luar negeri akan memilih daerah yang infrastrukturnya lengkap, akan memilih negara yang juga infrastrukturnya lengkap," kata Presiden Yudhoyono. Oleh karena itu, Indonesia tidak boleh kalah bersaing dalam pembangunan infrastruktur dengan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, China, India dan Vietnam. "Saya berharap menjadi tekad kita untuk membangun terus infrastruktur," ujarnya. Presiden menjelaskan bahwa kurang lebih 10 tahun lalu, Indonesia mengalami krisis ekonomi, sehingga pendapatan nasional berkurang. Akibatnya, selama hampir satu dasawarsa Indonesia kurang menambah infrastruktur -- baik transportasi, pertanian, dan jasa -- atau mengalokasikan anggaran untuk perawatan infrastruktur yang ada. Namun, lanjut Presiden, dengan kerja keras, maka ekonomi Indonesia dapat tumbuh dan diharapkan tahun 2007 pertumbuhan ekonomi dapat mencapai lebih dari enam persen. Jika pertumbuhan ekonomi tercapai, maka Presiden memastikan akan ada tambahan dana untuk pembangunan infrastruktur di samping sektor yang lain, seperti pendidikan, kesehatan. "Kita canangkan betul pembangunan infrastruktur besar-besaran ke depan ini, kita berharap para pimpinan daerah teruslah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk pembangunan infrastruktur," ujarnya. Pada kesempatan itu, Presiden juga menyoroti pentingnya pembangunan sarana infrastruktur transportasi, seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar perpindahan barang, manusia dan jasa. Menurut Presiden, sarana transportasi yang lengkap akan mendukung perekonomian, harga barang dan jasa akan murah. (*)
Copyright © ANTARA 2007