Jakarta (ANTARA News) - Palantir, perusahaan analisis data dari Amerika Serikat, mengakui bahwa karyawannya terlibat secara pribadi dengan Cambridge Analytica yang adalah perusahaan konsultasi politik yang mengumpulkan data 50 juta pengguna Facebook, padahal Palantir sebelumnya membantah tak memiliki hubungan dengan Cambridge Analytica.

Christopher Wylie, mantan direktur riset Cambridge Analytica, berkata kepada parlemen Inggris yang menyelidiki disinformasi online bahwa seorang karyawan senior Palantir memperoleh data yang menjadi jantung skandal privasi yang melanda raksasa media sosial itu.

Tapi Palantir tetap menolak memiliki kaitan dengan Cambridge Analytica.

Menjawab pertanyaan Guardian dan New York Times, juru bicara Palantir berkata, "Kami pernah didekati orang-orang Cambridge Analytica pada berbagai kesempatan, tetapi kami menolaknya...kami tidak dan tidak pernah bekerja atau terlibat dalam kampanye Pemilu atau politik di mana pun di dunia ini."

"Kami baru tahu hari ini bahwa seorang karyawan kami, pada 2013-2014, terlibat dalam kapasitas pribadi dengan orang yang diasosiasikan dengan Cambridge Analytica. Kami mencermati hal ini dan akan mengambil langkah sepantasnya."

Baca juga: Seandainya data Facebok tak dimanipulasi, tak akan ada Brexit

Data Facebook yang berada di jantung skandal ini awalnya diperoleh seorang akademisi bernama Aleksandr Kogan yang menciptakan aplikasi survei bernama "thisismydigitallife". Selain mengumpulkan informasi dari responden yang disurvei, aplikasi itu juga mengumpulkan data dari teman-teman si responden tanpa seizin mereka.

Kogan, yang diyakini telah mengumpulkan data sekitar 50 juta profil Facebook lewat apliasi itu, kemudian membentuk perusahaan bernama Global Science Research, yang membagi data itu dengan Cambridge Analytica.

Dalam kesaksiannya kepada parlemen komisi digital, budaya, media dan olah raga parlemen Inggris, Wylie mengaku beberapa kali bertemu dengan Palantir dan perusahaan ini ternyata punya akses informal ke data Kogan.

"Ada beberapa karyawan senior Palantir yang juga mengerjakan data Facebook," kata dia. "Itu bukan kontrak resmi antara Palantir dan Cambridge Analytica, tetapi ada staf Palantir yang datang ke kantor kami dan mengerjakan data. Kami sendiri biasa bertemu dengan staf Palantir di Palantir."

Wylie juga mengatakan bahwa Alexander Nix, kepala eksekutif Strategic Communication Laboratories atau SCL, tertarik kepada kerja Palantir dan ketika dia bergabung dengan SCL, salah satu dari email pertama untuk dia adalah pertanyaan soal Palantir.

Nix dibebastugaskan dari posisinya di Cambridge Analytica pekan lalu menyusul laporan investigasi Channel 4 News di mana dia di situ terang-terangan menceritakan bagaimana perusahaannya memeras lawan-lawan politik klien mereka, demikian The Guardian.

Baca juga: Uni Eropa terus menekan Facebook soal data pengguna

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018