Bekas republik Soviet itu berusaha meningkatkannya peran dunianya sebagai bagian dari gerakan Presiden Shavkat Mirziyoyev membuka negara berpenduduk 32 juta orang tersebut dan menarik modal asing sesudah berdasawarsa terkucil dan mengalami kemandekan perekonomian.
"Kami siap menyiapkan semua syarat, yang diperlukan, di tahap apapun dari upaya perdamaian itu, untuk mengatur wilayah Uzbekistan menjadi tempat pembicaraan langsung pemerintah Afghanistan dengan gerakan Taliban," kata Mirziyoyev dalam pertemuan di Taskent, yang dihadiri Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Kepala urusan luar negeri Eropa Bersatu Federica Mogherini dan sejumlah menteri luar negeri, termasuk dari Rusia, China dan Turki, juga hadir dalam pertemuan Tashkent itu, tetapi tidak ada perwakilan Taliban.
Mirziyoyev mengambil alih Uzbekistan, yang berpenduduk sebagian besar Muslim, setelah kematian presiden keras Islam Karimov, yang menjalankan negara sejak masa Soviet, pada 2016.
Hubungan Taskent dengan Barat tegang di bawah Karimov, yang sering dikecam atas pelanggaran hak asasi manusia.
Mirziyoyev menjanjikan kebebasan di negara itu dan melancarkan upaya diplomatik untuk mendatangkan modal asing dan meningkatkan perdagangan, demikian Reuters.
(B002/G003)
Pewarta: SYSTEM
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018