Jayapura (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua KH Saiful Islam Al Payage menegaskan bahwa umat Islam di Bumi Cenderawasih sangat mengedepankan sikap toleransi antarumat beragama dengan harapan kerukunan dan kedamaian yang sudah tercipta tetap terjaga.
"Perlu saya tegaskan bahwa umat Islam di Papua tidak sekali pun membuat intoleransi, saya akan terdepan untuk mencegah sikap intoleransi," kata KH Saiful Islam Al Payage, di Kota Jayapura, Papua, Selasa (27/3).
Pernyataan ini mengemuka dalam silahturahmi forum komunikasi pimpinan daerah (forkompimda) dengan tema `Merajut Persatuan dan Kesatuan, Memelihara Toleransi antarumat Beragama di Tanah Papua` yang diprakarsai oleh Polda Papua.
Menurut dia, umat muslim di Papua dan di Indonesia pada umumnya telah hidup berdampingan cukup lama dengan pemeluk agama lain dan hubungan harmonis telah terjalin satu sama lainnya.
"Jadi, sangat salah sekali jika ada tindakan anarkis atau konflik atas nama agama, karena baik Islam dan Kristen pada dasarnya adalah satu. Asal Islam dan Kristen itu satu, jika dalam Islam disebut Nabi Ibrahim, maka dalam Kristen disebut Abraham, dari sini lah paham ini menyebar hingga ada Islam, Kristen, Yahudi, dan agama lainnya" katanya lagi.
Berbicara terkait agama, kata dia, pada intinya sama, mengajarkan nilai universal, nilai kebaikan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kebersihan hati dan akhlak sudah pasti diajarkan dan toleransi juga dikedepankan.
"Demi menjaga toleransi di Papua, saya harapkan isu yang terjadi di luar sana, jangan dibawa ke Papua atau sebaliknya. Saya meyakini, bahwa daerah bagian barat pada suatu kelak akan mencontoh kerukunan dan sikap toleransi di Papua. Apalagi, semua komponen di Papua sudah komitmen untuk hidup rukun dan damai," katanya lagi.
Mengenai pembangunan Masjid Al Aqsa dan menaranya di Sentani, Kabupaten Jayapura, kata dia, sebenarnya persoalan itu sudah ditangani oleh MUI setempat hanya saja telanjur viral kemana-mana.
"Bahkan saya sendiri akhirnya bertemu dengan Ketua DPRD Kabupaten Jayapura untuk bahas ini dan dipahami. Tapi informasi beredar di media sosial facebook tidak bisa dibendung, bahkan untuk bertindak cepat kami gelar pertemuan di LPTQ Kotaraja, Kota Jayapura dengan para pimpinan muslim yang ada," katanya lagi.
Sekarang, kata Saiful, sudah ada tim kecil yang dibentuk bersama untuk menyelesaikan persoalan menara masjid yang dimaksud, sehingga diharapkan semua pihak bersabar untuk menyikapi persolan tersebut.
Pengurus Masjid Al Aqsa Sentani, Kabupaten Jayapura Nurdin mengatakan pembangunan masjid dan menara tersebut tetap dikoordinasikan dengan pihak terkait dan perizinannya tidak ada masalah.
"Bahkan kami selalu hidup berdampingan dengan umat lainnya, seperti pada Natal tahun lalu, umat Katolik setempat menyurati kami untuk meminjam lahan parkir, dan kami sediakan termasuk bantu menjaga. Kami juga menjaga dan ikut membantu kelancaran arus lalu lintas saat ibadah dan perayaan Natal," katanya pula.
Terkait perayaan Paskah tahun ini, Nurdin mengemukakan akan membagikan 2.018 telur kepada jemaat yang merayakan Paskah ketika memarkir kendaraannya di halaman Masjid Al Aqsa.
"Ini kami bekerjasama dengan Polres Jayapura dalam mengatur hal teknis lainnya. Jadi, kami akan bagikan 2.018 butir telur kepada umat Nasrani yang merayakan Paskah tahun ini," katanya lagi.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018