New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia terus merangkak naik hingga mencapai rekor tertinggi dalam 11 bulan terakhir dalam penutupan perdagangan Selasa malam, di New York. Tingginya harga minyak menurut para pelaku pasar minyak dunia, dipicu oleh kekhawatiran atas pasokan minyak dunia menjelang pengumuman cadangan energi di Amerika Serikat (AS) serta isu kerusuhan di Nigeria, produsen minyak mentah terbesar Afrika. Kontrak minyak utama di New York, light sweet untuk pengiriman Agustus, naik 62 sen dan ditutup pada 72,81 dolar per barel. Di London, harga minyak Brent Laut Utara juga naik 62 sen dan bertahan di harga 76,40 dolar per barel. Harga minyak kini mendekati rekor harga yang dicapai pada musim panas tahun lalu, yakni 78,64 dolar per barel di London dan 78,40 dolar di New York. Analis dari Global Insight, Simon Wardell mengatakan kekhawatiran pasokan mendominasi isu di lantai bursa. "Dengan pasar yang sangat ketat, jika stok tidak naik, kami dapat melihat kenaikan harga berlanjut," kata Wardell, seperti dikutip AFP. Para pedagang fokus pada pengumuman stok energi AS yang akan diumumkan Rabu ini, oleh Departemen Energi (DoE) negara itu. Perhatian utama tertuju pada cadangan bahan bakar kendaraan mengingat saat ini adalah puncak kebutuhan selama liburan musim panas. Pekan lalu, DoE mengatakan cadangan bahan bakar minyak (premium) sekitar 4,2 persen di bawah tingkat cadangan yang dicapai pada tahun lalu. Pasar juga masih terpengaruh oleh laporan Badan Energi Internasional (IEA), Senin, yang mengatakan bahwa kapasitas produksi yang belum digunakan oleh OPEC akan turun hingga ke tingkat dasar pada 2012 akibat tingginya pertumbuhan ekonomi dunia khususnya di Asia dan Timur Tengah. "IEA memproyeksikan kebutuhan minyak dunia akan naik menjadi 95,8 juta barel minyak per hari pada 2012 dimana hal nitu mengejutkan sehingga akan memberikan mimpi buruk untuk setiap pemerhati teori minyak," kata Phil Flynn dari Alaron Trading. Flynn mengatakan, IEA khawatir atas penurunan produksi di ladang-ladang minyak Meksiko dan Laut Utara serta meningkatnya nasionalisasi pasokan minyak dunia. "IEA memberitahukan kepada kita bahwa pasokan minyak dunia turun lebih cepat ketimbang yang diprediksi semula dan itu dapat menciptakan apa yang disebut IEA sebagai kegentingan pasokan minyak dunia dalam lima tahun mendatang," katanya. Pemeliharaan fasilitas energi di Laut Utara yang dijadwalkan bulan depan juga memicu pembelian, kata para analis. Sementara itu, para pedagang terus memonitor perkembangan kerusuhan di Nigeria, eksportir minyak terbesar kedelapan dunia dan produsen minyak terbesar di benua Afrika. Pasukan Nigeria, Selasa, menggagalkan rencana kelompok militan untuk menculik para pekerja di perusahaan Korea Selatan di wilayah selatan Rivers, menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya, kata polisi setempat. Insiden itu terjadi satu hari setelah dua warga asing--Inggris dan Bulgaria--diculik di wilayah itu. Dua warga Nigeria yang bekerja di perusahaan minyak Inggris-Belanda, Shell, juga diculik di Buguma. (*)
Copyright © ANTARA 2007