... angkutan pedesaan ini harapannya bisa menjadi bagian dari penggerak kegiatan perekonomian di desa."

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi konsorsium pengembangan konsep kendaraan pedesaan atau Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) dengan membuat prototipe, baik itu oleh lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi maupun pelaku usaha.

“Contohnya, kami mengapresiasi kerja sama antara PT Kiat Inovasi Indonesia dan PT Velasto Indonesia membentuk konsorsium prinsipal dengan mendirikan PT Kiat Mahesa Wintor Nusantara (KMWN),” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Mobil pedesaan yang dikembangkan tersebut, menurut dia, ditargetkan bisa dipasarkan pada akhir tahun 2018.

Saat ini, pemerintah tengah merancang regulasinya yang antara lain terkait dengan tingkat keamanan dan fitur di kendaraan.

“Mobil pedesaan yang sudah ada di pasar, misalnya Wintor dan KHS. Kami berharap, pada kuartal ketiga ini mobil pedesaan dari hasil konsorsium tersebut sudah bisa kelihatan bentuknya,” ujarnya.

Airlangga berharap, kendaraan pedesaan bisa diproduksi oleh industri komponen otomotif dalam negeri.

“Ini menjadi momentum yang penting bagi kita semua, karena angkutan pedesaan ini harapannya bisa menjadi bagian dari penggerak kegiatan perekonomian di desa,” tuturnya.

Menperin meyakini, mobil pedesaan akan mendukung salah satu program prioritas nasional, yaitu mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman.

Airlangga mengakui, proses membuat kendaraan sampai pada tahap prototipe berbeda dengan memproduksi massal.

Pasalnya, menurut dia, untuk mencapai tahap produksi massal memerlukan beberapa tahapan, di antaranya adalah membentuk entitas usaha, menyiapkan sumber daya manusia, serta membuat prototipe produk yang akan diproduksi yang telah melewati uji teknis, uji laik jalan dan uji daya tahan (endurance test).

Selanjutnya, ia mengemukakan, menyiapkan standar teknis produk dan produksi, menyiapkan jaringan rantai pasokan untuk kebutuhan produksi dan purna jual, menyelenggarakan proses produksi, menjual produk melalui jaringan yang ditetapkanm, serta memberikan jaminan purna jual & suku cadang (quality assurance & spare parts).

“Semua tahapan-tahapan tersebut memerlukan peran aktif dari pelaku usaha,” tuturnya.

Dengan pengalaman membuat kendaraan dari masing-masing pihak dalam konsorsium PT KMWN, Menperin meyakini usaha itu mampu mewujudkan tahapan produksi massal.

Hal tersebut, dikemukakannya, karena telah dihasilkan platform yang didesain sedemikian rupa dengan tetap memaksimalkan kemampuan industri dalam negeri melalui penggunaan komponen yang dibuat di dalam negeri terutama oleh IKM.

“Sebagai wujud nyata, kita dapat menyaksikan platform AMMDes dan komponennya di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, yang merupakan hasil 60 vendor selaku perusahaan manufaktur komponen dalam negeri, yang sebagian besar adalah IKM,” demikian Airlangga Hartarto.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018