Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menghadiri Debat Terbuka Tingkat Tinggi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang "Tindakan Kolektif untuk Meningkatkan Operasi Penjagaan Perdamaian PBB" di New York, Amerika Serikat.
"Setelah mengakhiri kunjungan kerja di Washington DC, saya tiba di New York (26 Maret) untuk menghadiri Debat Terbuka Tingkat Tinggi Dewan Keamanan PBB tentang Tindakan Kolektif untuk Meningkatkan Operasi Penjagaan Perdamaian PBB," demikian disampaikan Menlu Retno Marsudi pada laman akun Twitternya, seperti dikutip Antara di Jakarta, Selasa.
Atas prakarsa Belanda, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan mengadakan debat terbuka pada 28 Maret.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan memberi penjelasan singkat kepada dewan pada pertemuan yang akan dipimpin oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Debat Terbuka DK PBB itu akan membahas cara-cara mereformasi operasi pemeliharaan perdamaian untuk memastikan agar setiap operasi PBB dapat merespon lebih baik terhadap tantangan di lapangan.
Sebelum tiba di New York, Menlu RI mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS James N. Mattis di Pentagon, Washington D.C. pada Senin untuk membahas upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Pada pertemuan tersebut, Mattis memuji kepemimpinan Indonesia di kawasan tersebut.
"Dia (Mattis) mengatakan bahwa kepemimpinan Indonesia sangat penting," ucap Menlu Retno melalui akun Twitternya.
"Saya yakin kedua negara mempunyai peluang - bahkan mungkin peluang sekali dalam satu generasi - untuk kerja sama dalam masalah ekonomi, diplomatik dan keamanan bersama,"kata Mattis, seperti dikutip dari laman resmi Departemen Pertahanan AS.
"Saya pikir penting bagi kedua negara untuk bekerjasama dan berbagi tanggung jawab untuk keamanan regional di tengah-tengah pentingnya perdagangan global," ujar Mattis.
Selanjutnya, Mattis juga mengatakan bahwa Indonesia adalah titik tumpu geografis dan diplomatik untuk kawasan Indo-Pasifik.
Dia menyoroti kemampuan Indonesia untuk membangun konsensus dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang ia sebut sebagai faktor penting dalam upaya untuk memperluas kontraterorisme, meningkatkan kerja sama maritim dan mempromosikan keamanan bersama.
Selama kunjungannya ke Washington DC, Menlu Retno Marsudi juga bertemu dengan Pelaksana Tugas (Plt.) Menteri Luar Negeri John Sullivan di Departemen Luar Negeri AS untuk membahas berbagai masalah bilateral, regional dan global yang menjadi perhatian kedua negara.
"Kami bertukar pandangan tentang masa depan kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat," kata Menlu Retno.
Sullivan menyatakan bahwa sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam menjaga perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan dan sekitarnya.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018