Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 6 unit solar panel yang menghasilkan 1400 watt energi listrik dibangun untuk para orangutan di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, salah satu pusat rehabilitasi dan reintroduksi orangutan.
Melalui prinsip photovoltaic, keenam solar panel yang terbuat dari bahan semiconductor ini akan menyerap cahaya matahari kemudian mengkonversikan energi dari cahaya matahari tersebut menjadi energi listrik yang dapat langsung digunakan untuk menunjang kegiatan dalam pusat rehabilitasi.
Pusat rehabilitasi ini menjadi sarana pelatihan untuk orangutan dewasa dan balita hasil temuan dan sitaan dari bermacam lokasi seperti sirkus hingga perumahan untuk menjadi liar kembali.
Mereka diajarkan keterampilan memanjat pohon, membangun sarang, mencari pakan alami, serta mengenali hewan predator dan pada akhirnya siap untuk dilepasliarkan kembali ke hutan.
“Sistem panel surya yang didirikan di sini sangat bermanfaat sekali untuk menunjang aktivitas kami mengurus bayi Orangutan hingga dewasa dan siap untuk dilepasliarkan," ujar Program Manager, Pusat Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari, drh. Agus Irwanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Banyak manusia yang belum menyadari jika manusia membutuhkan orangutan untuk menunjang kehidupannya. Hutan sebagai pengatur iklim bumi sangat bergantung pada setiap satwa yang ada di dalamnya tidak terkecuali orangutan.
“Orangutan adalah penyebar biji yang efektif, dan membuka tajuk hutan. Setiap harinya, Orangutan mampu menjelajah sejauh 20 km. Selain menyebarkan biji dari buah-buahan yang mereka makan, orangutan juga membuka tajuk hutan dengan membuat sarang di atas pohon, ini membuat sinar matahari masuk menembus kanopi hutan dan membantu tumbuhan untuk tumbuh besar, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida," papar Agus.
Sementara itu, PR, CSR & Promotion Manager PT SHARP Electronics Indonesia, Pandu Setio berharap bantuan solar panel ini dapat membantu kelestarian orangutan di masa depan.
"Sudah saatnya kita manusia ikut melakukan pelestarian Orangutan. Jika kita terus tidak perduli dengan keberadaan mereka, secara tidak langsung manusia membunuh diri mereka sendiri secara pelan–pelan. Dengan kontribusi kecil dari SHARP, kami berharap dapat memberikan manfaat yang baik bagi pelestarian orang-utan”, tutup Pandu.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018