Samarinda (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Prof.Dr.dr. Nila Djuwita F.Moeloek SpM meresmikan instalasi kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Selasa pagi.
Menurut Nila Djuwita bahwa dengan adanya intsalasi nuklir maka saat ini RSUD Sjahranie, merupakan bagian dari salah satu RSU di Indonesia yang sudah bisa menangani pasien penderita kanker.
"Sebelumnya hanya ada tiga RSU di Indonesia yang bisa menangani penderita kanker, dan RSUD Abdul Wahab Sjahranie ini merupakan RSU yang keempat," jelas Nila Juwita dalam sambutannya.
Nila turut berbangga dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh RSUD AWS yang sudah bertaraf internasional.
Ia berharap keberadaan RSUD AWS tersebut bisa dimanfaatkan sebaik- baiknya oleh masyarakat dengan tidak lagi berobat keluar negeri.
"Kalau dulu mungkin banyak warga kaltim yang berobat ke negara Singapura dan Malaysia, sekarang harus kita dorong supaya masyarakat sana berobat ke sini," jelasnya.
Sementara itu Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan bahwa pemprov Kaltim cukup serius dan peduli dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kaltim, salah satunya dengan mewujudkan fasilitas yang lengkap di RSU milik pemerintah.
"Tak hanya fasilitas kesehatan, kami juga terus mendorong gerakan masyarakat hidup sehat ( Germas), supaya warga Kaltim bisa terus hidup sehat dan sejahtera," kata Awang Faroek.
Pada kesempatan itu menteri kesehatan juga sekaligus meresmika RSUD Sangkulirang di Kutai Timur dan Kantor kesehatan pelabuhan di Samarinda.
Meski baru diresmikan, namun terhitung sejak 8 Januari 2018 lalu, layanan intstalas nuklir di rumah sakit tipe A milik Pemprov Kaltim ini mulai dioperasikan.
Hingga saat ini, terhitung sudah lebih dari 30 pasien yang menjalani pengobatan.
Kepala Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD AW Syahranie, Habusari Hapkido Sp.KN mengatakan, saat ini, Instalasi Kedokteran Nuklir baru ada di 4 provinsi, yakni Bandung (Jawa Barat), DKI Jakarta, dan Semarang (Jawa Tengah) dan Samarinda (Kaltim).
Kita (Provinsi Kaltim) yang keempat yang memiliki Instalasi Kedokteran Nuklir," kata Habusari.
Instalasi Kedokteran Nuklir ini sendiri bisa digunakan untuk mendiagnosa penyakit kanker, jantung dan lainnya dengan lebih canggih.
Sebelum ada fasilitas ini, pasien yang ingin didiagnosa atau diterapi harus dikirim ke luar daerah.
"Selama ini, kalau ada pasien kita rujuk ke Bandung. Untuk diagnostik, hampir semua fungsi organ bisa kita nilai fungsinya. Karena kedokteran nuklir itu berbeda dengan radiologi. Kalau radiologi itu melihat anatomi, kalau kedokteran nuklir itu bisa melihat fungsi suatu organ," jelasnya.
Kedokteran nuklir ini juga bisa digunakan untuk terapi. Khusus untuk saat ini, terapi yang sudah bisa dilakukan antara lain ablasi tiroid, ablasi hypertiroid, dan terapi untuk menghilangkan rasa nyeri pada pasien yang sudah mengalami metastasis hampir di seluruh tulang.
Baca juga: Menteri Kesehatan : peserta Asian Games akan diimunisasi
Baca juga: Rini apresiasi RS BUMN terakses dokter negeri
Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018