Kupang (ANTARA News) - Hama wereng coklat telah menyerang lahan padi milik petani seluas 50 haktare di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur sebagai dampak terjadinya peralihan musim yang sedang melanda daerah itu.
"Berdasarkan laporan yang diterima pemerintah NTT bahwa hama wereng coklat mulai menyerang tanaman padi milik petani di empat kabupaten di Flores dengan luas lahan yang diserang mencapai 50 haktare," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yohanis Tay Ruba ketika dihubungi di Kupang, Senin.
Ia mengatakan, tanaman padi yang diserang hama wereng coklat di Kabupaten Manggarai Barat seluas 12 haktare, sedangkan di Kabupaten Manggarai mencapai sembilan haktare.
Sementara itu hama wereng coklat juga menyerang padi milik petani di Kabupaten Ngada dengan luas lahan padi yang diserang mencapai 14 haktare.
Menurut dia, kawasan persawahan di Kabupaten Nagekeo merupakan wilayah yang sangat luas terdampak serangan hama wereng coklat dengan luas lahan mencapai 15 haktare lebih.
"Hama wereng coklat yang menyerang tanaman padi milik petani itu masih terus terjadi sehingga lahan yang diserang kemungkinan akan bertambah luas," tegas Yohanis.
Menurut dia, serangan hama wereng coklat di empat kabupaten itu terjadi sporadis itu dapat berdampak pada menurunnya hasil panen milik petani di empat daerah itu.
Pemerintah di empat kabupaten itu kata dia sedang berupaya mengatasi serangan hama wereng dengan menyemprot pestisida terhadap tanaman padi yang belum terserang wereng coklat sehingga serangan hama itu tidak meluas.
Menurut dia, penanganan hama masih dapat dikendalikan pemerintah kabupaten karena luas lahan yang diserang masih belum berdampak luas di daerah itu.
Sekalipun demikian kata dia, pemerintah Provinsi NTT tetap melakukan pemantauan terhadap berbagai upaya dilakukan pemerintah setempat.
"Apabila serangan sudah sangat luas maka pemerintah NTT akan segera turun tangan melakukan upaya mengatasi serangan hama wereng itu," tegas Yohanis.
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018