Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah, mengatakan bahwa perlunya kebijakan tambahan untuk menggerakan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk membiaya perbankan. "Keberadaan PT SMF sangat penting agar perbankan tidak mengalami kesulitan likuiditas karena menyalurkan KPR yang rata-rata berjangka panjang di atas 5 tahun," katanya saat menyampaikan pidato pembuka dalam Konvensi Nasional dan Lokakarya Internasional di Jakarta, Selasa. Namun, diakuinya, apabila PT SMF yang sudah didirikan sejak bulan September tahun 2005 sampai saat ini belum mengucurkan dana sebesar Rp1 triliun untuk membeli KPR perbankan. Hal ini bisa dimaklumi mengingat harus ada kebijakan tambahan untuk mensekuritisasi aset berupa KPR itu menjadi surat berharga yang layak untuk diperdagangkan Padahal, katanya, keberadaan PT SMF ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan likuiditas perbankan karena menyalurkan dana-dana berjangka panjang. Persoalannya, kata Burhanuddin, dalam membeli aset KPR tersebut harus ada back up surat berharga entah dalam bentuk obligasi atau lainnya. Kenyataannya itu yang belum dipersiapkan, ujarnya. Awalnya tujuan didirikannya PT SMF itu untuk membuat kinerja bank lebih sehat dengan cara membeli putus sehingga keluar dari pembukuan. Dengan demikian bank dapat menyalur KPR demikian seterusnya. Persoalannya, perusahaan yang akan menjual produk sekuritas di pasar modal dituntut untuk memiliki rating yang bagus setidaknya AAA sehingga produk yang ditawarkan akan laku di pasar. Direktur Utama PT SMF, Erica Soeroto, sebelumnya mengatakan, produk yang akan ditawarkan nantinya layak untuk diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dalam bentuk Residential Mortgage Back Security (RMBS) yang saat ini tinggal menunggu waktu transaksi karena infrastruktur di pasar modal sudah siap. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007